Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pengembangan UMKM Difokuskan pada Produk Kreatif dan Digital 

M. Iqbal Al Machmudi
21/11/2021 20:00
Pengembangan UMKM Difokuskan pada Produk Kreatif dan Digital 
Pengunjung menggunakan QRIS saat bertransaski dengan UMKM Baduy, Lebak, banten(Antara/Muhammad Bagus Khiorunnas)

KEMENTERIAN Koperasi dan Usaha Kecil Menengah memutuskan produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus diarahkan kepada 2 hal. Pertama, produk yang berbasis kreativitas yang bisa menjadi unggulan produk UMKM. 

"Kita memiliki DNA seni dan budaya yang luar biasa yang bisa menjadi produk kreativitas. Produk kreativitas berbasis budaya, seni yang berakar pada kultur kita yang sangat kaya," kata Menteri Koperasi UKM Teten Masduki saat mengunjungi NTB Expo di Kawasan Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (21/11). 

Kedua yakni produk yang berbasis digital, hal ini sudah dilakukan oleh anak muda di Bandung Jawa Barat yang selama pandemi bisa menghasilkan banyak profit dengan membuat gim-gim yang sederhana secara digital. 

Selain itu, UMKM khususnya pelaku usaha mikro untuk ke depannya harus masuk dalam industri pasok nasional jadi industri global. Pemerintah harus arahkan UMKM dalam rantai pasok industri membuat komponen yang menjadi pendukung industri makanan, otomotif, furniture, elektronik dan sebagainya. 

"Ini perlu dukungan pemerintah daerah melakukan pendampingan, kita harus by design jangan biarkan UMKM ketika mau usaha hanya meniru tetangga nanti hanya menjadi persaingan tinggi," ujar Teten. 

Contohnya jika ada tukang bakso baru dan meniru tetangganya saja hanya menambah persaingan dan tidak ada kreatifitas yang baru. Sehingga pemerintah daerah perlu mengarahkan supaya persaingan tidak terlalu ketat. 

Baca juga : Pemerintah Dorong UMKM di Kawasan Sirkuit Mandalika

"Strategi kita kalau ada usaha yang bisa di scaling-up di setiap daerah kita targetkan kita perbesar supaya penyerapan tenaga kerjanya besar sehingga jumlah usaha mikro berkurang," ungkapnya. 

Karena itu, lanjut Teten, usaha mikro tidak produktif dan pendapatannya pun masih di bawah UMR sehingga perlu dikurangi dan perbesar kesempatan kerja di sektor formal. 

Hal ini tentunya juga karena adanya peringatan dari Bank Dunia agar Indonesia menyediakan lapangan kerja yang lebih berkualitas. Sehingga diarahkan juga jika ada investor masuk ke daerah maka diarahkan bermitra dengan UMKM. 

Teten menyebutkan, pemerintah sedang mempersiapkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait kewirausahaan agar jelas melahirkan wirausaha baru yang lebih tangguh skalanya bukan lagi mikro tapi lebih ke kecil dan menengah. 

Akses pasar juga diperkuat dengan penyerapan dalam negeri, mendorong ekspor, dan termasuk 40% belanja pemerintah dari APBN yang dibelanjakan ke UMKM. 

"Saya kira ekosistem itu bisa menjadi mempercepat UMKM naik kelas. Terakhir di daerah harus memiliki keunggulan domestik," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya