Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Jokowi Sampaikan Komitmen RI Hadapi Darurat Energi dan Iklim

Dhika Kusuma Winata
18/9/2021 06:32
Jokowi Sampaikan Komitmen RI Hadapi Darurat Energi dan Iklim
Presiden Joko Widodo(ANTARA /Biro Setpres)

PRESIDEN Joko Widodo menghadiri pertemuan Major Economies Forum on Energy and Climate 2021 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/9) malam. Pada kesempatan itu, Presiden menegaskan komitmen serta kontribusi Indonesia menghadapi situasi darurat sektor energi dan iklim.

Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan dunia sedang menghadapi situasi sulit di berbagai bidang termasuk sektor energi dan iklim. Untuk menghadapinya, dibutuhkan aksi bersama dalam skala global.

"Kredibilitas, khususnya aksi konkret, sangat krusial," ucap Presiden Jokowi.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjadi tuan rumah pertemuan virtual tersebut. Ada 10 kepala pemerintahan yang hadir dan berbicara. Selain itu, Presiden Komisi Eropa, Presiden Dewan Eropa, dan Sekjen PBB juga turut hadir.

Jokowi menegaskan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam menghadapi darurat energi dan iklim. Di sektor energi, ucapnya, pemerintah sudah mencanangkan transformasi menuju energi baru dan terbarukan serta akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau.

"Untuk mewujudkan transformasi ini, kami telah menyusun strategi peralihan pembangkit listrik dari batu bara ke energi baru terbarukan, mempercepat pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan yang didukung pelaksanaan efisiensi energi, meningkatkan penggunaan biofuels, dan mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik," ujarnya.

Baca juga:  Pemerintah Dorong Peralihan Energi Fosil ke Energi Hijau

Jokowi juga menegaskan Indonesia telah menargetkan netral karbon (net zero) pada 2060 dengan kawasan percontohan yang masih terus dikembangkan. Pengembangannya itu termasuk pembangunan Green Industrial Park seluas 20 ribu hektare di Kalimantan Utara.

Mengenai transisi energi, Presiden menyampaikan perlunya kemitraan global. Pasalnya, transformasi sektor energi bagi negara berkembang juga membutuhkan pembiayaan dan teknologi yang terjangkau. Jokowi pun membuka pintu bagi negara-negara yang ingin berinvestasi di sektor tersebut.

"Kami membuka peluang kerja sama dan investasi bagi pengembangan bahan bakar nabati, industri baterai litium, kendaraan listrik, teknologi carbon capture and storage (penangkapan dan penyimpanan karbon), energi hidrogen, kawasan industri hijau, dan pasar karbon Indonesia," imbuhnya.

Terakhir, Jokowi menyampaikan dukungannya terhadap Global Methane Pledge atau ikrar aksi bersama untuk mengurangi 30% emisi metana global pada 2030. Indonesia sudah memasukkan target pengurangan emisi metana pada komitmen aksi iklim Nationally Determined Contribution (NDC).

Turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.

Wamenlu Mahendra Siregar mengatakan pertemuan Major Economies Forum dilakukan demi menggalang kerja sama jelang konferensi perubahan iklim COP 26 di Glasgow, Skotlandia, November mendatang. Wamenlu menyampaikan target COP 26 secara spesifik ingin memastikan perubahan suhu dunia tidak melebihi satu setengah derajat celsius.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya