Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Permintaan Ekspor Produk UMKM Tinggi saat Pandemi tapi Terkendala Kontainer

Despian Nurhidayat
29/8/2021 16:01
Permintaan Ekspor Produk UMKM Tinggi saat Pandemi tapi Terkendala Kontainer
Pekerja berdiri di depan kontainer di Pelabuhan Peti Kemas Jayapura, Papua, Jumat (27/8).(Antara/Muhammad Adimaja.)

DI tengah pandemi covid-19 terjadi peningkatan permintaan ekspor terhadap produk UMKM yang sangat tinggi. Hanya, berbagai kendala mulai dari kapasitas produksi hingga ketersediaan kontainer masih menjadi persoalan.

"Walaupun sebenarnya permintaan ekspor juga banyak seperti produk-produk furnitur, kopi, buah-buahan tropik, dan macam-macam kuliner. Tetapi kita terkendala kontainer," ungkap Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dilansir dari keterangan resmi, Minggu (29/8). Kelangkaan kontainer masih menghantui permasalahan logistik saat ini, khususnya di perdagangan ekspor impor.

Jika pun ketersediaan kontainer bisa diusahakan, mesti ada tambahan biaya pengiriman yang cukup mahal. Kondisi ini tak hanya dihadapi oleh pengusaha besar, tetapi juga UMKM yang berorientasi ekspor.

Secara khusus terkait biaya pengiriman tersebut, menurut Teten, hal itu masih dibicarakan dan dirumuskan oleh Komite PEN lintas kementerian. "Saya sedang mempelajari bagaimana di negara lain. Memang harus dihitung jika ada biaya tambahan kontainer seberapa besar kebutuhannya dan berapa kali lipat dari nilai subsidi nanti bisa diberikan kepada transaksi ekspornya," kata Teten.

Dia menegaskan bahwa pihaknua saat ini sedang membidik UMKM potensi ekspor yang memiliki market demand, tetapi supply chain masih berantakan. "Misalnya soal briket dari tempurung kelapa dan gula semut. Saya baru tahu kalau permintaannya dari luar negeri itu besar dan di Indonesia bisa diekspansi lagi," tuturnya.

Meski permintaan dua produk itu tinggi, tetapi sayang dari hasil pantauannya di Sulawesi dan Jawa Barat, UMKM terkait tidak bisa memenuhi permintaan karena berbagai kondisi. Kendalanya mulai dari kapasitas produksi sampai manajemennya. Kontribusi ekspor UMKM saat ini masih rendah di angka 14,37%. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya