Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SIAPA yang tidak kenal cokelat? Makanan yang merupakan hasil olahan dari tanaman kakao ini sangat digemari. Peluang ini yang sukses dimanfaatkan Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian (Kementan) asal Denpasar, Bali, Kadek Surya Prasetya Wiguna. Tidak hanya sukses meraih omzet fantastis tetapi juga kini produknya tembus ekspor ke mancanegara.
Di tangannya, produksi kakao di Indonesia mengalami peningkatan, khususnya di Desa Cau, Bali. Kadek pun mampu mengolah kakao lewat PT Cau Chocolate Bali yang didirikannya.
Apresiasi diberikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, Indonesia membutuhkan banyak petani milenial.
"Saat ini total petani Indonesia sebanyak 71% berusia 45 tahun ke atas sedangkan yang di bawah 45 tahun sebanyak 29%,” kata Mentan.
Ke depan, petani dan kelompok tani diharapkan dapat menggarap sektor hulu hingga hilir baik on-farm maupun off-farm.
Kegiatan ini meliputi pengolahan pasca panennya, sampai ke packaging dan trading produk sehingga produk pertanian bisa dilakukan lintas negara dengan demikian petani memiliki peluang yang lebih besar.
"Kita harus tahu persaingan produk pertanian sekarang sudah lintas negara. Petani Indonesia harus kompetitif dalam keterampilan teknis, pemanfaatan model bisnis, model bisnis dan manajemennya," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan sektor pertanian sangat strategis untuk ketahanan perekonomian bangsa dan negara.
Oleh karena itu, perlu upaya seluruh jajaran untuk dapat bersama-sama mengelola pertanian di setiap daerah mulai dari desa hingga nasional.
"Pertanian sangat menjanjikan menghadirkan kehidupan yang lebih baik bagi bangsa dan rakyat. Hadirnya DPM/DPA diharapkan mampu menciptakan penguatan resonansi bagi para milenial lainnya untuk berkecimpung di sektor pertanian,” tutup Dedi.
Kadek Surya Prasetya Wiguna yang juga sebagai Entrepreneur Heroes BNI, mampu menginspirasi petani muda lainnya. Bagaimana tidak, Kadek rela meninggalkan posisi nyaman dengan gaji puluhan juta di sebuah Bank BUMN dan beralih profesi menjadi petani.
Milenial yang mampu menyelesaikan pendidikan S1 ekonomi dalam waktu 2,5 tahun ini kini menjadi Chief Executive Officer (CEO) PT Cau Chocolate Bali.
Kadek Surya Prasetya mengatakan pertanian menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Pertanian menjadi sektor yang tetap stabil dan berkelanjutan dalam berbagai situasi.
"Melihat usaha yang telah saya dan ayah saya jalankan memiliki peluang yang cukup tinggi, maka saya memutuskan untuk fokus menggeluti bisnis Cau Chocolate ini,” jelas Kadek.
Kakao memiliki potensi pertanian yang memiliki peluang pasar internasional. Bahkan Indonesia sempat menjadi pemilik kakao terbaik nomor 3 di dunia. Namun sayang pada tahun 2017, posisi Indonesia sebagai pemiliki kakao terbaik berada di nomor urut 6 di dunia.
Menyikapi persoalan ini, pihaknya kemudian melakukan beberapa terobosan.
“Komoditas kakao ditentukan oleh harga dunia sehingga dengan mengetahui standar dunia maka petani bisa menjual kakao mengikuti standar harga dunia. Akan tetapi, katanya, pada kenyataanya, petani hanya menerima 70 persen dari standar harga kakao dunia akibat panjangnya rantai distribusi,” papar Kadek.
“Petani tidak benar-benar bisa menjual kepada pabrik, maka dari itu, Cau Chocolate berposisi untuk memutus rantai distribusi ini. Saat ini petani dapat menjual kakao kepada koperasi petani, lalu masuk ke Cau Chocolate," kata Kadek.
"Dengan terpotongnya rantai distribusi, harga yang diterima petani tidak lagi 70 persen tetapi mencapai 90 persen. Saat ini Cau Chocolate disupport oleh 600 orang petani berada di Tabanan dan Jembrana. Dan 200 di antaranya telah bersertifikasi organik,” jelasnya.
“Awalnya kami lebih fokus memenuhi permintaan dalam negeri khususnya oleh oleh (gift), namun dengan menurunnya wisatawan hingga 99% ke Bali, maka mau tidak mau CAU Chocolates harus berani mengambil perubahan strategi, salah satunya dengan membuka pasar domestik (diluar Bali) dan melakukan perdagangan secara ekspor," tuturnya.
"Sebelum pamdemi market share untuk ekspor hanya sekitar 10%, namun di saat pandemi penjualan CAU Chocolates melalui ekspor naik hingga 50 SD 60% dari total omzet,” ungkap Kadek.
Saat ini Cau chocolates merupakan satu-satunya coklat Indonesia yang telah meraih organik sertifikat dari badan terakreditasi milik pemerintah Indonesia, Amerika (USDA) dan Eropa (EU).
Karena itu, tak heran bila di periode Januari – Juni 2021 PT. Cau chocolates berhasil mengekspor 4.2 ton olahan cokelat baik berupa cocoa powder, NBS, butter, coconut sugar serta dark chocolate kelima negara tujuan ekspor yakni Malaysia, Brunei, Singapura, Qatar serta negeri sakura Jepang. Bila di konversikan ke rupiah total ekspor PT Cau Chocolate dalam 6 bulan mencapai Rp 1.265 M.
Untuk kualitas, pihaknya selalu memastikan kualitas produk telah sesuai dengan standar internasional.
"Pada prinsipnya ketika kita bicara ekspor yang paling utama ada standar kualitas. Kami di Cau Chocolates telah memiliki banyak sertifikasi seperti Organik Indonesia, Organik Eropa, halal, GMP. BPOM, ISO 9001:2015," katanya.
Sementara dalam kegiatan ekspor, Kadek mengatakan Cau Chocolates juga bekerja sama dengan banyak pihak, baik pemerintah dalam ini Kementerian terkait serta perbankan. Dirinya juga memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produknya ke luar negeri.
Cau chocolates tidak hanya terlibat dalam pelestarian kakao organik sebagai kegiatan utamanya, Cau Chocolates juga berkomitmen menjaga alam dan budaya Bali melalui kegiatan – kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar.
Salah satunya adalah memberikan ruang atau akses kepada anak–anak untuk melakukan kegiatan yang terkait degan pengembangan budaya bali sebagai roh utama dalam pariwisata di bali.
Setelah dikukuhkan menjadi Duta Petani Milenial (DPM), bersama Kementerian Pertanian (Kementan) Kadek dan rekan DPM/DPA lainnya berupaya untuk meresonansi generasi muda diseluruh Indonesia agar bersama-sama meningkatkan pembangunan pertanian bahkan hingga tembus pasar dunia. (RO/OL-09)
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kementan merumuskan lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan, dengan didukung salah satunya oleh Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN).
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan konsultan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
BALAI Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Penyiapan Tenaga Kompeten Brigade Pangan (BP).
Upaya pemberdayaan kewirausahaan, keuangan, dan kesiapan kerja telah memberikan dampak kepada lebih dari 9.700 siswa dari 50 SMA dan SMK di 14 kota/kabupaten di Indonesia.
Pekan Nasional Mengajar diselenggarakan di 58 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di berbagai wilayah Indonesia, melibatkan sedikitnya 1.740 siswa untuk menumbuhkan semangat wirausaha
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mendukung pembangunan sumber daya manusia Indonesia melalui program PNM Mengajar. Sebanyak 58 Cabang PNM secara serentak terlibat dalam kegiatan ini.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
WAKIL Menteri Pertanian, Sudaryono menyebut Program YESS berhasil memberdayakan generasi muda untuk menjadi wirausaha di sektor pertanian.
PROGRAM Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan). Petani muda
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved