Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ada Kepastian The Fed, IHSG dan Obligasi Berpotensi Menguat

Fetry Wuryasti
29/7/2021 10:05
Ada Kepastian The Fed, IHSG dan Obligasi Berpotensi Menguat
Ilustrasi(Antara)

SEMALAM bursa AS ditutup variatif. Indeks Dow Jones -0,36% S&P 500 -0,02% dan Nasdaq +0,7%. Dalam rapat semalam, The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 0-0,25% dan pembelian surat utang tetap di US$120 miliar per bulan, serta belum adanya sinyal kapan tapering off akan dimulai.

Pagi ini indeks Nikkei dibuka dan diperdagangkan di zona positif +0,6%, begitu juga dengan Indeks Kospi +0,3%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (29/7) dibuka pada level 6.106,61 dari penutupan kemarin di level 6.088,52. Pada 30 menit pertama pembukaan, indeks menguat 0,57% ke level 6.122,98.

Pernyataan The Fed semalam kemungkinan melihat akan mampu menggerakan IHSG dan pasar obligasi untuk naik karena sudah mendapatkan sebuah kepastian dari The Fed.

"Kami perkirakan dapat bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Perhatian pelaku pasar nampaknya akan tertuju pada kinerja semester I-2021 emiten dalam negeri yang mulai dirilis. Pergerakan akan cukup terbatas, investor mencermati dampak dari PPKM," kata Head of Equity Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma, Kamis (29/7).

Kinerja ekonomi pada kuartal III-2021 juga menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Tekanan terhadap laju pandemi menjadi hambatan pada pertumbuhan konsumsi dan juga aktivitas manufaktur.

"Kami melihat, saat ini pemerintah perlu lebih cermat dan tepat dalam memutuskan kebijakan guna menopang aktivitas bisnis industri manufaktur. Hal itu diperlukan dalam menjaga trend ekspansi dari industri manufaktur tetap berada pada jalur positif," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.

Jika mengacu pada data sepanjang semester I-2021 industri manufaktur mampu mencatatkan kinerja yang cukup baik. Salah satunya tercermin dari PMI Manufaktur yang menyentuh level 55,3 pada Mei 2021. Dengan gambaran tersebut, harapannya bisa menjadi pertimbangan pemerintah khususnya yang sedang berproduksi untuk tetap dapat memenuhi ekspor.

Sehingga produktivitas dari segi operasional tetap terjaga dan dapat mempertahankan output guna mendorong kinerja ekspor di kuartal III-2021. Kementerian Perindustrian perlu melakukan komunikasi yang baik dengan petugas di lapangan sehingga sektor-sektor yang perlu dijaga kinerjanya dapat bertahan dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Harapannya, permintaan yang masih ada saat ini dapat mendorong pertumbuhan manufaktur di tengah tekanan gelombang baru Covid-19 pada pertengahan tahun ini.

"Kami melihat sektor yang masih akan tumbuh baik yang berkaitan dengan kimia serta farmasi, transportasi dan logistic, teknologi dan perbankan tentu tidak boleh kita lupakan. Sehingga dengan adanya fokus guna mempertahankan kinerja riil sektor dapat menopang perlambatan dari sektor yang berkinerja negatif dengan sektor yang berkinerja positif saat ini," kata Nico.

Dari pergerakan harga komoditas, beberapa mengalami kenaikan diantaranya harga minyak brent +0,4%, nikel +1% dan batu bara +1%, sementara itu CPO -2,6%. Nanti malam, akan ada rilis perkiraan awal pertumbuhan PDB AS kuartal II-2021 secara antar kuartal (sebelumnya: 6,4%; konsensus: 8,5%). (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya