Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Apresiasi bagi Perusahaan-Perusahaan Dermawan di Masa Pandemi

Mediaindonesia.com
14/7/2021 18:34
Apresiasi bagi Perusahaan-Perusahaan Dermawan di Masa Pandemi
.(DOK Pribadi.)

PANDEMI covid-19 yang sudah menerpa negara kita lebih dari 16 bulan belum menunjukkan tren penurunan penularan virusnya. Dampaknya tidak hanya di sektor kesehatan, tapi multidimensi yang mendera individu dalam masyarakat, lembaga, dan perusahaan. Akibatnya, kesulitan ekonomi dirasakan rakyat Indonesia dan kondisi perekonomian nasional juga memburuk. 

Yang menarik, di tengah problem multidimensi akibat pandemi covid-19 tersebut, sejumlah perusahaan memiliki inisiatif sosial yang tinggi. Banyak alasan yang mendorong aksi simpatik perusahaan-perusahaan dermawan sehingga ada sebutan pandemic heroes pada mereka.

Sebagai contoh, PT Paragon Technology and Innovation selaku produsen kosmetik Wardah yang berkomitmen mengucurkan dana senilai Rp40 miliar untuk membantu pemerintah menangani covid-19. Komitmen donasi itu akhirnya direalisasikan Paragon dengan pembelian alat ventilator dan alat pelindung diri (APD) yang didistribusikan ke sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang membutuhkannya. 

PT Astra International Tbk hingga Maret 2021 mengguyurkan total bantuan senilai Rp171,8 miliar. Ada juga Unilever Indonesia yang sampai akhir 2020 memberikan dukungan dana Rp200 milar, baik secara independen maupun berkolaborasi dengan ratusan rumah sakit dan lembaga lain. Yang lain, seperti Adaro Energy berdonasi sekitar Rp57 miliar, Barito Pacific Rp48,5 miliar, dan Grup Triputra Rp30,4 miliar (hasil dari pengumpulan donasi 17 anak usahanya), serta dari kalangan BUMN seperti Bank Mandiri Rp56,7 miliar dan Pelindo III Rp48,5 miliar. 

Komitmen donasi itu diberikan dalam aneka program. Yang paling mendesak memang pengadaan mobil ambulans, mesin ventilator di rumah-rumah sakit, alat tes covid-19 (rapid test dan PCR test), serta APD buat para petugas medis. Setelah munculnya varian delta sehingga jumlah kasus covid-19 melesat dan kekurangan tabungan oksigen untuk pasien, para donator itu juga menyumbangkan oxygen concentrator.

Namun yang menarik, sejumlah perusahaan juga berkontribusi dengan memanfaatkan kompetensinya. Misalnya, perusahaan telekomunikasi seluler seperti XL Axiata dan Telkomsel menyediakan bantuan pulsa yang kalau dirupiahkan juga cukup besar. PT Telkom bersinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika membangun aplikasi PeduliLindungi serta menyiapkan sistem informasi yang disebut Satu Data Vaksinasi Covid-19. Adapun PT Bio Farma berkontribusi nyata memproduksi puluhan juta dosis vaksin Sinovac dan membangun sistem distribusi vaksin nasional yang berbasis digital. Tentu masih banyak lagi aksi filantropis lainnya yang tidak bisa disebutkan semuanya.

"Dari temuan yang diperoleh, kami menilai perusahaan-perusahaan dermawan ini rasanya pantas diberi predikat pandemic heroes. Bagi kami, sebetulnya soal besaran dan skala aksi giving itu bersifat relatif, karena tergantung pada kemampuan dan agenda penting mereka masing-masing. Jadi, kita perlu angkat topi dan menyatakan terima kasih kepada mereka yang telah membuktikan komitmen untuk membantu menangani dampak pandemi covid-19," jelas Kemal Effendi Gani, Group Chief Editor Swa, dalam free webinar nasional pada Rabu (14/7) dengan tema Encouraging Corporate Social Initiatives for Pandemic Solutions Spirit Berbagi untuk Membangun Ketangguhan Bangsa.

"Hanya, untuk memilih dan menetapkan daftar pandemic heroes, kami terpaksa menetapkan sejumlah indikator," ujar Kemal. Ada tiga indikator di antaranya giving yakni besaran dan skala aksi serta terobosan nyata yang dilakukan perusahaan dalam menjawab masalah dan tantangan pandemi, bisa dalam bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan aspek sosial lain. 

Kedua, institutionalized yakni program aksi yang dijalankan sudah bersifat terorganisasi, sistematis, ada pedoman atau guidance-nya, serta ada personel yang mengorganisasinya, sehingga mendukung kesinambungan program. Ketiga, social impact yakni melihat cakupan dampak program tersebut yang terukur dan dirasakan masyarakat, baik di bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, maupun aspek sosial lain.

"Mereka yang kami masukkan tentulah perusahaan-perusahaan filantrop dengan nilai istimewa pada ketiga indikator tersebut atau setidaknya di atas rata-rata," tutur Kemal. Ada kesamaan umum dari para pandemic heroes, yakni mereka punya tradisi atau kultur berbagi. Pada perusahaan-perusahaan ini, aktivitas berbagi juga merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai korporat (corporate values) yang mereka yakini dan jalani.

Untuk bisa berkontribusi sosial secara signifikan dan di atas rata-rata, tampaknya butuh lebih dari sekadar tradisi. Tradisi memang penting sebagai landasan aktivitas sosial tersebut. Namun, untuk inisiatif sosial yang besar, tetap dibutuhkan kekuatan pendorong yang harus muncul dari dalam diri pengelola perusahaan. Itulah calling yang harus ada atau dirasakan pada jiwa sang pemimpin perusahaan. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya