Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
JENIUS Study yang digelar platform finansial milik Bank BTPN, Jenius, menunjukkan perubahan pada cara bertransaksi. Sebelum pandemi, penggunaan mobile/digital banking adalah sebesar 71% dan ATM sebesar 45%, namun selama pandemi terjadi peningkatan mobile/digital banking menjadi 83% dan penurunan pada ATM menjadi 34%.
Survei yang dilakukan terhadap 567 responden berusia 26-40 tahun itu juga menunjukkan masyarakat digital savvy banyak menunda atau membatalkan rencana mereka (82%), antara lain liburan (85%), investasi (26%), membeli properti (21%), membeli kendaraan (16%), dan melanjutkan pendidikan (15%).
Mereka menyatakan memilih untuk mengubah alokasi dana yang tadinya telah disiapkan untuk rencana tersebut menjadi tabungan (38%), investasi (24%), kebutuhan sehari-hari (14%), deposito (9%), dan produk kesehatan (3%).
"Tujuan finansial mereka di 2021 adalah kondisi keuangan yang stabil (80%), lebih banyak menabung (68%), investasi (54%), menyiapkan dana darurat (44%), dan memiliki aset (44%)," kata Waasi B. Sumintardja, Digital Banking Business Product Head Bank BTPN, dalam diskusi virtual, Kamis (15/4).
Sebagai bagian edukasi pengelolaan keuangan, Jenius meluncurkan kampanye #LakukanDenganCaramu.untuk mengapresiasi cara unik masyarakat beradaptadi dalam menjalani hidup dengan cara-cara baru dan mengelola keuangan selama pandemi.
"Jenius terus hadir bagi para penggunanya di tengah pandemi yang mengubah kehidupan kita dengan sangat cepat. Melalui sederet fitur inovatif dan kelas-kelas reguler yang kami lakukan melalui platform Jenius Co.Create, Jenius percaya kolaborasi bersama masyarakat digital savvy menjadi cara yang paling sesuai agar dapat terus beradaptasi dan berkembang di tengah kondisi menantang ini," jelas Waasi.
Baca juga : CIMB Niaga Tingkatkan Layanan Perbankan Digital
Program #LakukanDenganCaramu memiliki tiga pilar yaitu #adajenius, #carajenius, dan #barengjenius. Melalui #adajenius, Jenius memperkenalkan berbagai pilihan fitur yang dapat mendukung pengguna menghadapi kehidupan yang terus berubah dan tidak terduga.
"Fitur ini ada untuk menyesuaikan kebutuhan dan dapat digunakan dengan cara mereka sendiri. Misalnya, untuk membantu pengguna bertransaksi lebih aman secara nontunai, #adajenius dengan Jenius QR dan Jenius Pay," tutur Waasi.
Melalui pilar #carajenius, Jenius mengapresiasi perbedaan cara setiap pengguna Jenius dalam menjalani hidup dan menggunakan fitur Jenius untuk mengelola keuangan. Jenius memahami setiap orang punya cara berbeda dalam mengelola keuangan.
Untuk kebutuhan personal, mereka memiliki cara sendiri dalam mengulik fitur-fitur di Jenius sesuai dengan kondisi finansial mereka. Selain itu, ada juga pengguna yang memanfaatkan akun bisnis demi mendukung usahanya di masa pandemi.
"Sesuai dengan semangat kokreasi dan kolaborasi yang kami usung sejak awal, kami mendengarkan dan menerima banyak cerita inspiratif dari teman Jenius tentang bagaimana mereka beradaptasi. Melalui program #LakukanDenganCaramu, kami ingin menjangkau lebih banyak digital savvy untuk bersama-sama bertumbuh dan saling menginspirasi dalam kondisi saat ini," tutup Waasi. (RO/OL-7)
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 bps pada Rabu (20/8), memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
Penyelenggaraan IDBS 2025 sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, yang pada 2024 mencapai US$90 miliar dan naik 13% dari tahun sebelumnya.
PT Trimegah Karya Pratama atau UltraCorp terus mengembangkan bisnis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan termasuk perbankan.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menyelenggarakan BCA Business Case Competition (BBCC), sebuah kompetisi tahunan bagi mahasiswa Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
Model-model ini dirancang agar dapat disesuaikan dengan risk appetite dan kebutuhan masing-masing lembaga keuangan sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan lebih baik.
Di zaman sekarang, keuangan pribadi nggak lagi sesederhana simpan uang di bawah bantal atau buka rekening di bank.
Berdasarkan survei Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 2023, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap memasuki masa pensiun
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Upaya pemberdayaan kewirausahaan, keuangan, dan kesiapan kerja telah memberikan dampak kepada lebih dari 9.700 siswa dari 50 SMA dan SMK di 14 kota/kabupaten di Indonesia.
Nilai pasti dari jumlah kerugian masih dalam proses penelaahan dan belum dapat dipastikan hingga seluruh proses investigasi internal diselesaikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved