Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hadapi Pandemi, Indonesia Seimbangkan antara Kesehatan dan Ekonomi

Despian Nurhidayat
10/3/2021 20:08
Hadapi Pandemi, Indonesia Seimbangkan antara Kesehatan dan Ekonomi
Ilustrasi kegiatan ekonomi.(ANTARA)

DALAM mengatasi pandemi covid-19, Indonesia tidak melakukan lock down atau pembatasan kegiatan sosial secara penuh. Hal ini dilakukan karena Indonesia berusaha untuk tetap memikirkan masyarakat kelas bawah yang menggantungkah hidup dari penghasilan sehari-hari.

Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan PEN Raden Pardede mengatakan dalam mengatasi pandemi covid-19, pemerintah mengambil langkah atau strategi untuk menyeimbangkan antara kesehatan dan perekonomian.

"Strategi yang diambil Indonesia adalah strategi jalan tengah yaitu mencoba melihat keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi atau kehidupan dengan penghidupan. Kenapa seperti itu? karena buat (masyarakat) kelompok bawah, kalau mereka tidak bekerja satu dua hari maka itu berarti mereka tidak makan. Sesimpel itu," ungkapnya dalam Webinar Indonesia Sehat dan Maju: Kebangkitan Ekonomi Pascapandemi, Rabu (10/3).

"Sebetulnya jadi kita harus memperhitungkan bagaimana penghidupan mereka. Jadi keseimbangan antara penanggulangan wabah atau kesehatan dengan pemulihan ekonomi itu memang kita ambil itu dengan analogi pedal gas dan rem yang waktu itu disebutkan. Tentu kita tidak memiliki kemampuan untuk melakukan lock down untuk jangka waktu yang lama," tambah Raden.

Lebih lanjut, Raden mengatakan bahwa Indonesia memang belum pernah menghadapi krisis kesehatan seperi pandemi covid-19 ini. Maka dari itu, dia menegaskan bahwa Indonesia terus belajar untuk mengatasi pandemi.

"Kita ini adalah negara yang dimanjakan alam, maka dari itu krisis alam kita ini memang relatif ringan. Kita masih belajar, kita harus mengakui itu dan mencoba mencari jalan keluar yang paling optimal sesuai dengan kondisi dan keterbatasan kita. Negara lain juga mengambil jalan yang tidak sama, menyesuaikan dengan kondisi dan negara masing-masing," tuturnya.

Raden juga mensyukuri bahwa beberapa langkah yang dilakukan pemerintah mulai dari pemberlakuan PSBB, PPKM dan PPKM Mikro sudah membuat perubahan yang signifikan dalam tingkat penularan covid-19.

"Kasus positif yang di Maret ini terjadi perbaikan. Dalam beberapa hari terakhir ini, penambahan kasus antara 5000-6000 yang sebelumnya kita pernah mencapai 14.500. Namun, tentu kita belum puas dengan ini," pungkas Raden. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya