Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

IHSG Awali Perdagangan Pekan Ini di Zona Hijau

Despian Nurhidayat
08/3/2021 09:41
IHSG Awali Perdagangan Pekan Ini di Zona Hijau
Karyawan memegang kacamata miliknya saat mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (11/2/2021).(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengawali perdagangan pekan ini, Senin (8/3) dengan menapaki zona hijau. Berdasarkan pantauan, pada pukul 09.01 WIB, IHSG naik tipis 0,97% atau 60,72 poin ke level 6.319,47.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, penguatan IHSG pada perdagangan hari ini disebabkan oleh turunnya Yield US Treasury di akhir pekan dari level tertinggi. Selain itu, faktor lainnya ialah terjadi penambahan dan pengesahan paket stimulus fiskal jumbo AS yang membuat pasar saham menguat di awal pekan ini.

"Tetapi bila Yield US Treasury naik lagi kami kawatir pasar akan kembali terkoreksi. IHSG bergerak dengan support di level 6,245 sampai 6,173 dan resistance di level 6,307 sampai 6,394," kata Hans.

Beberapa sentimen lain yang memengaruhi pergerakan IHSG, lanjut Hans, ialah harga minyak yang mengalami kenaikan akibat keputusan mengejutkan Arab Saudi yang mempertahankan pemotongan sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga April.

Keputusan ini diambil bahkan setelah kenaikan harga minyak dalam dua bulan terakhir didukung oleh program vaksinasi covid-19 di seluruh dunia. Nampaknya harga minyak masih berpotensi naik akibat naiknya permintaan seiring pulihnya ekonomi dunia pasca pandemi covid 19.

"Goldman Sachs bahkan menaikkan perkiraan harga minyak mentah Brent sebesar US$ 5 menjadi US$ 75 per barel pada kuartal II-2021 dan US$ 80 per barel pada kuartal ketiga tahun ini. Sedangkan UBS menaikkan perkiraan Brent menjadi US$ 75 per barel dan WTI menjadi US$ 72 pada paruh kedua tahun 2021. Kenaikan minyak menjadi sentimen positif bagi emiten sektor komoditas," tuturnya

baca juga: Dunia Usaha Apresiasi Penurunan Suku Bunga Kredit Perbankan

Sementara itu, sentimen di dalam negeri diwarnai sentimen yang bercampur. Di antaranya ialah kemunculan mutasi virus covid-19 dari Inggris atau B117 yang lebih cepat menular menjadi sentimen negative pasar.

"Mutasi virus corona baru (B117) ini dianggap lebih cepat menular hingga 70%. Tetapi pelaku pasar tampak tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut karena terjadi trend turun kasus baru covid-19 sejak awal Februari (2021)," ujar Hans. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya