Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bagi yang Ingin Berbisnis Saat Pensiun, Perhatikan Hal Berikut Ini

M. Iqbal Al Machmudi
04/3/2021 22:12
Bagi yang Ingin Berbisnis Saat Pensiun, Perhatikan Hal Berikut Ini
Ilustrasi(MI/RAMDANI)

FINACIAL Trainer QM Financial, Emiral Noviarti menilai berbisnis setelah pensiun harus dipikirkan secara matang terutama memulai bisnis menggunakan uang pesangon. Maka pembagian bisnis serta kebutuhan sehari-hari harus dibagi secara baik dan dipikirkan secara matang.

"Artinya boleh berbisnis setelah pensiun dari uang pesangon tetapi jangan khilaf. Karena ketika mulai berbisnis maka akan menemukan tantangan yang baru yang bisa memakan banyak modal," kata Emiral dalam dialog Pensiun Dini VS Nanti yang diadakan Media Academy, Kamis (4/3).

Terlebih jika seorang pensiunan yang belum memiliki pengalaman dan uang pensiun dihabiskan untuk berbisnis maka situasi tersebut sangat berisiko. Karena jika merugi dampaknya uang kebutuhan sehari-hari akan terpakai untuk bisnis.

"Sehingga saran saya dicek kembali keuangannya seperti apa. Modal dari pesangon bisa terpakai berapa untuk bisnis sehingga jangan gegabah dalam menentukan bisnis. Karena bisnis pada awalnya tidak selalu harus menghasilkan," ujarnya.

Baca juga: Jangan Belanja Daring di Toko tidak Resmi

Berbisnis selepas pensiun juga harus memperhatikan risiko ketika mengalami kerugian. Perhitungan risiko jangan sampai mengganggu kebutuhan sehari-hari, contohnya mengganggu uang makan, uang sekolah anak, kehidupan sehari-hari, dan lainnya.

"Pensiunan yang lebih tua cenderung lebih kecil mengambil risiko dibandingkan pensiun dini. Secara rata-rata semakin banyak tabungan, umur yang lebih tua, semakin stabil pekerjaan (sebelumnya) maka semakin baik mengambil risiko," ungkapnya.

Selain itu, menurut Emiral dana pensiun harus digunakan secara matang dan baik agar tidak membebani anak atau orang lain selepas pensiun nanti. Karena tantangan di masa depan tidak bisa diprediksi.

"Mumpung waktunya masih ada 20-45 tahun maka bisa dipersiapkan dana pensiun sehingga tidak membebani orang lain terutama anak," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya