INDEKS Harga Saham Gabungan Perdagangan, Senin (1/3), dibuka pada level 6.281,86 (+0,64%) dari penutupan pekan lalu di 6.241,76.
Investor masih tetap cemas terhadap imbal hasil obligasi US Treasury Yield yang terus meningkat hingga level 1,6% pada perdagangan Kamis lalu, meski berhasil turun ke level 1,41%.
"Saat ini investor masih cukup positif terhadap kondisi vaksinasi covid-19, dimana Johnson & Johnson baru saja mendapat rekomendasi penggunaan vaksin produksinya untuk pasien usia 18 tahun ke atas," kata Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper, Senin (1/3).
Hal tersebut menambahkan harapan pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan dampak Covid-19.
Baca juga: Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS Cemaskan Negara Berkembang
Bursa Asia dibuka menguat seiring dengan data ekonomi Tiongkok yang dilaporkan membaik. PMI manufaktur indeks Tiongkok tercatat pada level 50,6, masih menunjukan pertumbuhan meskipun di bawah PMI Januari yaitu 51,3. Peningkatan saham di Asia disebabkan oleh meredanya yield obligasi yang terjadi minggu lalu.
IHSG diprediksi bergerak cenderung melemah pada rentang 6.300-6.182. Secara teknikal indicator berada di area overbought (jenuh beli) yang mengindikasikan trend pelemahan.
Pergerakan akan dipengaruhi hasil voting DPR Amerika Serikat yang telah menyetujui kebijakan stimulus. Dari dalam negeri investor akan mencermati rilis data manufaktur dan data inflasi.(OL-5)