Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Membaiknya Neraca Perdagangan Belum Angkat Nilai Tukar Rupiah

Fetry Wuryasti
17/2/2021 00:13
Membaiknya Neraca Perdagangan Belum Angkat Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS(Antara/Fakhri Hermansyah)

DALAM perdagangan pasar Selasa (16/2), nilai tukar rupiah ditutup melemah 30 point di level Rp13.920 dari penutupan sebelumnya di level Rp 13.910.

Membaiknya data Neraca Perdagangan Indonesia pada Januari 2021 belum bisa mengangkat sentimen positif terhadap mata uang rupiah.

"Namun membaiknya data NPI tersebut membuktikan bahwa pemerintah bekerja keras untuk menghidupkan kembali perekonomian yang sebelumnya terjadi stagnasi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang belum ada kejelasan kapan akan berakhir," kata Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibu, Selasa (16/2).

Sebagai informasi, nilai impor bulan Desember 2020 adalah USD 13,34 miliar. Turun 6,49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Adapun nilai ekspor per Januari 2021 sebesar USD 15,3 miliar atau naik 12,24%.

Sehingga, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus USD 1,96 miliar. Surplus neraca perdagangan sudah terjadi selama sembilan bulan beruntun.

Baca juga : LPI Punya Modal Rp75 Triliun untuk Tawarkan Investasi

Selain itu, pelaku pasar juga menanti kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) untuk periode Februari 2021. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDGBI) akan dilaksanakan pada 17-18 Februari mendatang dan hasil dari rapat tersebut akan disampaikan pada 18 Februari mendatang.

"Berdasarkan informasi yang saya terima ada sebagian analis yang mengharapkan suku bunga acuan di turunkan 0,25 persen dan sebagian lagi analis tetap mempertahankan suku bunga di 3,75 persen," kata Ibrahim.

Dari informasi tersebut, ada kemungkinan besar Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,75 persen. Hal ini melihat Bank Sentral Global sampai masih mempertahankan suku bunga dalam setiap pertemuannya.

Selain itu menguatnya mata uang rupiah di bawah Rp14.000 sudah cukup bagus dan mengindikasikan bahwa fundamental ekonomi masih bisa dikendalikan.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, rupiah kemungkinan dibuka melemah, namun bisa ditutup menguat di rentang Rp13.900 - Rp13.950," kata Ibrahim. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya