Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Saran Pengusaha agar Ekspor Sarang Burung Walet makin Tinggi

M Iqbal Al Machmudi
21/1/2021 16:06
Saran Pengusaha agar Ekspor Sarang Burung Walet makin Tinggi
Seorang pekerja menyortir sarang burung walet untuk diekspor di Medan, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu.(ANTARA/Septianda Perdan)

EKSPOR sarang burung walet berpotensi meningkat tajam serta mampu memberi devisa negara yang cukup besar. Karena itu, pemerintah diharapkan membuat regulasi eksportir yang terdaftar.

Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI) Boedi Mranata menyampaikan hal itu. Menurutnya, saat ini Tiongkok menjadi importir terbesar sarang burung walet dengan total 262 ton atau senilai Rp25 juta per ton. Jika kita mengekspor sarang burung walet ke negara lain hanya dinilai sekitar Rp600 ribu per ton karena tidak melalui eksportir terdaftar.

"Ekspor ke Tiongkok paling jelas regulasinya dibanding negara lain. Ini kalau digali dengan aturan-aturan yang jelas kemungkinan harga sarang burung walet bisa meledak dan devisa kita bisa naik," ujar Boedi melalui keterangan tertulisnya, Kamis (21/1).

Boedi menilai sejak dulu sarang burung walet Indonesia sudah menjadi incaran negara-negara lain, khusunya Tiongkok. Terlebih lagi dengan keterbukaan globalisasi sekarang ini menjadikan sarang burung walet sebagai andalan bagi devisa. "Saya kira dengan evaluasi mana yang mesti diperbaiki dalam ekspor sarang burung walet, nilai kita bisa mencapai nilai ratusan triliun rupiah," ujar Boedi.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menilai bahwa potensi ekspor sarang burung walet masih akan terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini karena sarang burung walet dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan.

"Dari data pada IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan) tercatat bahwa selama masa pandemi covid-19, pada 2020 jumlah ekspor sarang burung walet tercatat sebanyak 1.155 ton dengan nilai Rp28,9 triliun," katanya.

Laki-laki yang akrab disapa SYL tersebut menyebutkan jumlah itu meningkat 2,13% dari pencapaian pada 2019 yang hanya sebanyak 1.131 ton atau senilai Rp28,3 triliun. "Selain itu, sarang burung walet dapat hidup baik dengan ekosistem yang terjaga, mulai dari hutan, laut, sampai sungai sebagai penghasil pakan walet alami," ungkapnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya