Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

READSI Harapan Petani Menuju Kesejahteraan di Sektor Pertanian

Mediaindonesia.com
16/12/2020 14:32
READSI Harapan Petani Menuju Kesejahteraan di Sektor Pertanian
Tujuan jangka panjang READSI ialah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga tani miskin.(MI/Supardji Rasban)

RURAL Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative atau READSI merupakan program yang berada di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan). Tujuan jangka panjang READSI ialah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga tani miskin di wilayah sasaran program. 

Di samping mengentaskan kemiskinan, Kementan melalui program READSI terus berupaya agar ketersediaan pangan aman di masa pembatasan sosial seperti sekarang. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan bahan pokok nasional masih dalam kondisi aman dan terkendali. Mentan juga menegaskan kebutuhan itu berada di bawah pengawasan ketat pemerintah. 

"Kami memastikan bahan pangan pokok tidak bersoal, sampai saat ini harga harga tersebut tidak mengalami kenaikan harga yang terlalu tinggi, itu sebagai bentuk komitmen Kementan," ujar Mentan melalui keterangan tertulis, Rabu (16/12).

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan, pertanian tidak boleh berhenti.

"Pertanian tidak boleh berhenti untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia. Begitu juga dengan olah tanah, olah tanam, hingga masa panen. Karena masalah pangan adalah masalah yang sangat utama dan mempengaruhi hidup matinya suatu bangsa,” tegas Dedi.

Dalam memberikan dukungan atas arahan Mentan dan Kepala Badan PPSDMP, Program READSI juga memberikan pendampingan langsung ke petani lewat fasilitator desa. Dengan harapan kelompok tani sasaran menuju kelompok yang maju, mandiri, dan modern sehingga dapat memperbaiki kehidupannya.

Fasilitator Desa Asinua, Andriani, menyambut baik bantuan dan pendampingan bagi petani di Kabupaten Konawe. Andriani menuturkan bahwa Konawe sangat beruntung menjadi salah satu Kabupaten sasaran Program di Provinsi Sulawesi Tenggara. 

“Di Konawe Program ini tersebar di 6 kecamatan, 18 desa dengan sasaran 125 kelompok tani (poktan). Dari 18 desa sasaran READSI, Desa Asinua Jaya merupakan desa yang juga potensial pada subsektor tanaman pangan," katanya. 

Menurut Andriani, untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan menuju lumbung pangan dunia 2045, diharapkan adanya kerja sama dan kesungguh-sungguhan berbagai pihak. 

"Program READSI bisa menjadi salah satu dari sekian banyak program yang dapat membantu mewujudkannya. Hal ini dimulai dari optimisme dan kerja sama mulai dari petani, fasilitator, penyuluh dan dukungan besar dari pemerintah,” ujarnya.

Pernyataan Andriani didukung bahwa hampir secara keseluruhan masyarakat Desa Asinua Jaya bermata pencaharian sebagai petani. Salah satu kegiatan pertanian yang paling diandalkan adalah padi sawah. Produksi padi di Desa Asinua semakin membaik terutama setelah kegiatan READSI masuk ke desa. 

Salah seorang peserta Program READSI adalah Muhamad Anas, petani padi sawah yang juga sebagai Ketua Kelompok Morome, bersyukur dengan adanya program ini.

"Kami semua menjadi semangat lagi. Kami sangat senang pemerintah sekarang terutama Dinas Pertanian Konawe sudah sangat perhatian sama kami di sini. Mudah-mudahan program ini bisa berkelanjutan,” jelas Anas.

Ia juga menuturkan harapannya kepada pemerintah terhadap petani di Desa Asinua, terutama mengenai infrastruktur guna memuluskan kegiatan pertanian di desa.

“Sebenarnya saya juga berharap READSI dapat bantu kami terutama infrastruktur. Karena disini kalau kita mau ke areal persawahan susah sekali jalannya, apalagi kita menyebrang sungai baru tidak ada jembatan. Untuk produksi Pertanian di Desa Asinua jaya cukup besar, mulai dari padi sawah, jagung dan hortikultura lainnya," katanya.  

Namun yang menjadi kendala saat ini ialah akses jalan di desa yang masih kurang baik terutama menuju areal persawahan.

Untuk menuju areal persawahan petani harus menyeberangi sungai karena belum ada jembatan. Angan-angan petani dengan adanya Program READSI dapat menjadi jembatan kesejahteraan dalam mewujudkan harapan petani. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya