JP Morgan Sekuritas Naikkan Target IHSG 2021 di Level 6.800

Fetry Wuryasti
24/11/2020 19:52
JP Morgan Sekuritas Naikkan Target IHSG 2021 di Level 6.800
Papan penunjuk perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia(Antara/Hafidz Mubarak A)

TIM strategi ekuitas untuk pasar negara berkembang JP Morgan Sekuritas telah meningkatkan peringkat saham-saham di Indonesia menjadi Overweight dari Neutral, dalam alokasi aset negara.

Overweight saham merupakan kondisi dimana kenaikan nilai saham lebih tinggi dari konsensus analis atau kenaikan rata-rata sektoral saham pada kurun waktu tertentu.

"Kami berbalik positif pada ekuitas Indonesia yang didorong oleh beberapa faktor, termasuk kembalinya ekspektasi aliran dana asing pada ke negara emerging market di luar Tiongkok, pasca-pemilu Amerika Serikat" kata tim riset JP Morgan melalui pernyataan yang diterima, Selasa (24/11).

Sejak awal tahun sampai saat ini (year to date), dana asing yang keluar dari Indonesia sebesar US$ 3 miliar, atau senilai Rp45,82 triliun bila merujuk kepada RTI.

Terkait arus investasi, dengan suku bunga mendekati nol persen di negara-negara maju, JP Morgan yakin investor akan mencari aset hasil / pertumbuhan yang lebih tinggi ke wilayah negara-negara berkembang.

Kepemilikan asing di ekuitas / obligasi Indonesia mendekati ujung bawah spektrum yang ditunjukkan oleh arus keluar (ytd) sebesar US$ 3 miliar.

"Kami berharap aliran dana kembali ke Indonesia lebih cepat karena keyakinan dibangun dalam pemulihan untuk terlibat kembali dengan pertumbuhan," kata tim strategi.

Baca juga : Sri Mulyani bilang APBN Sehat, Ekonom Nyatakan Sependapat

Katalis dari dalam negeri yang menopang gambaran gemilangnya indeks saham Indonesia yaitu Omnibus Law. Undang-undang sapu jagad ini mereka yakini akan memberikan Indonesia katalisator reformasi utama untuk meningkatkan penanaman modal asing (FDI) dan mengubah Indoensia menjadi hub rantai pasokan (supply chain) Asia berikutnya, seperti untuk electronic vehicles (EV), baterai, cloud, dan lainnya.

Selain itu, pendongkrak juga berasal dari penguatan tren rupiah dan penurunan suku bunga kebijakan (telah turun 225bps dalam 1,5 tahun terakhir).

"Maka kami menaikkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi 6800 untuk akhir tahun 2021, menyiratkan kenaikan 20-22% dari level saat ini. Kami mengasumsikan pertumbuhan laba per lembar saham (EPS) pada tahun penuh 2020 terkontrkasi atau -28% dan dan +34% pada 2021, dengan asumsi tidak ada penurunan peringkat," kata tim strategi.

Mereka juga baru-baru ini meningkatkan sektor saham finansial dan material menjadi overweight dan menurunkan sektor staples (bahan baku) dan kesehatan menjadi netral.

Lima pilihan saham teratas mereka berdasarkan kualitas, siklus dan nilainya, antara lain Bank Central Asia (BBCA), United Tractors (UNTR), Jasa Marga (JSMR), Indocement (INTP) dan Telkom (TLKM).

"Kami mempertahankan overweight pada sektor komunikasi, melihat profil imbalan risiko (yield) yang menarik di TLKM. Namun prediksi ini bisa bergeser jadi buruk apabila terjadi gelombang Covid-19 baru, kembali lockdown, melebarnya defisit fiskal dan melemahnya rupiah menjadi di atas Rp15rb per dolar AS dan ketidakpastian politik, yang mengarah pada demonstrasi dan protes yang akan mengusir FDI," tutup tim strategi. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya