Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 21 Juli 2025, diprediksi mengalami penguatan. Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memperkirakan IHSG hari ini berpeluang menguat karena ditopang sentimen global. Fokus utama pasar saat ini ada pada perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan mitra dagangnya, khususnya Uni Eropa (UE).
“Diperkirakan IHSG akan bergerak di rentang 7.250 sampai 7.400 pekan ini, meskipun ada potensi koreksi teknikal akibat aksi ambil untung di awal minggu,” ujar Ratna di Jakarta.
Negosiasi antara AS dan UE terus bergulir. Uni Eropa saat ini sedang berpacu dengan waktu untuk mencapai kesepakatan sebelum tenggat 1 Agustus 2025, yang apabila gagal akan membuat sejumlah barang ekspor mereka dikenakan tarif hingga 30%.
Pemerintah AS disebut mengusulkan tarif lebih dari 10% untuk produk UE, meski masih membuka pengecualian untuk kategori tertentu seperti barang penerbangan, alat medis, obat generik, minuman beralkohol, dan beberapa mesin industri penting. Pembahasan juga meliputi kuota baja dan aluminium, serta strategi bersama untuk menghindari kelebihan pasokan di rantai distribusi global.
Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada pihak Eropa, mantan Presiden AS Donald Trump menyatakan rencana penerapan tarif 30% untuk sebagian besar ekspor UE. Selain itu, ia mengusulkan tarif 25% untuk mobil dan suku cadang, serta kenaikan tarif dua kali lipat untuk baja dan aluminium.
Trump juga menambahkan bea masuk hingga 50% untuk produk tembaga. Secara total, UE menghitung potensi tarif yang dikenakan bisa mencapai nilai 380 miliar euro atau sekitar 442 miliar dolar AS, setara 70% dari total ekspor mereka ke pasar Amerika.
Di luar negosiasi dagang, pasar juga menanti laporan kinerja keuangan perusahaan (earning season) kuartal II-2025 dari bursa Wall Street. Beberapa data ekonomi penting AS juga akan dirilis dalam waktu dekat, seperti indeks PMI, pesanan barang tahan lama (durable goods orders), serta angka penjualan rumah baru dan rumah bekas.
Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati hasil rapat European Central Bank (ECB) yang dijadwalkan Kamis (24/7), dan data PMI dari kawasan Euro, Jerman, Jepang, serta Inggris.
Para pelaku pasar makin optimistis memandang pasar saham sehingga membuka peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatannya.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja positif pada perdagangan saham selama sepekan pada periode 14–18 Juli 2025.
IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan BI dan tarif impor AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi dibuka menguat 48,06 poin atau 0,67% ke posisi 7.188,53.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa 15 Juli 2025, diperkirakan mengalami koreksi sementara atau pullback ke kisaran 7.055.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved