Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Indonesia Resesi, Menkeu Prediksi Ekonomi Q3 Tumbuh Negatif

M. Ilham Ramadhan Avisena
22/9/2020 14:37
Indonesia Resesi, Menkeu Prediksi Ekonomi Q3 Tumbuh Negatif
Menteri Keuangan Sri Mulyani(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksikan ekonomi indonesia akan masuk resesi pasalnya perkiraan kondisi perekonomian nasional di triwulan III 2020 yang masih tumbuh di zona negatif. Setelah sebelumnya pada kuartal kedua juga tumbuh negatif.

Dengan ekonomi yang masih mengalami kontraksi di kuartal ketiga, Menkeu juga kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional di 2020 menjadi -1,7% hingga -0,6%. Perkiraan itu lebih dalam dari taksiran pertumbuhan sebelumnya di kisaran -1,1% hingga 0,2%.

"Kementerian keuangan melakukan revisi forecast pada September ini, sebelumnya kita memperkirakan untuk tahun ini minus 1,1% hingga positif 0,2% kemudian forecast terbaru kita adalah kisaran minus 1,7% hingga minus 0,6%," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (22/9).

Baca juga: Wapres: E-Learning Bisa Tingkatkan Akses ke Pendidikan Tinggi

Dikoreksinya proyeksi pertumbuhan itu berangkat dari perkiraan kondisi perekonomian nasional di triwulan III yang masih di zona negatif. Perbaikan diperkirakan baru akan terjadi hingga mendekati 0% di triwulan IV 2020.

Berdasarkan hitungan bendahara negara, pada triwulan III 2020 konsumsi rumah tangga masih berada di zona negatif yakni -3% hingga -1,5%. Sedangkan secara menyeluruh konsumsi rumah tangga diperkirakan akan berada di kisaran -2,1% hingga -1%.

Perempuan yang karib disapa Ani menambahkan, konsumsi pemerintah akan menjadi satu-satunya senjata melawan pelemahan ekonomi. Oleh karenanya, diperkirakan pertumbuhannya di triwulan III akan mencapai 9,8% hingga 17%.

"Untuk keseluruhan tahun, kita ada antara di positif 0,6% hingga 4,8% untuk konsumsi pemerintah. Jadi pemerintah sudah melakukan all out melalui kebijakan belanja atau ekspansi fiskalnya sebagai cara untuk counter cyclical," terangnya.

Sedangkan pertumbuhan konsumi investasi dinilai akan tetap berada dalam zona negatif. Diprediksi pada triwulan III pertumbuhannya -8,5% hingga -6,6% dan secara menyeluruh berada di kisaran -5,6% hingga -4,4%.

Pertumbuhan yang turun tajam juga terjadi pada kinerja ekspor, Ani memprediksi kinerja ekspor nasional pada triwulan III akan tumbuh di kisaran -13,9% hingga -8,7%. Secara menyeluruh, kinerja ekspor akan tetap berada di zona negatif yakni -9% hingga -5,5%.

Pelemahan ekspor itu menandakan lemahnya perekonomian negara-negara mitra dagang Tanah Air. Dampaknya juga akan terlihat pada pertumbuhan kinerja impor yang diprediksi pertumbuhannya akan -26,8% hingga -16% di triwulan III dan tumbuh -17,2% hingga -11,7% secara menyeluruh.

"Karena itu neraca pembayaran kita, terutama untuk neraca perdagangan memang mengalami surplus. Tetapi surplusnya ini akibat kontraksi impor yang jauh lebih dalam dibandingkan kontraksi ekspornya sehingga juga belum menunjukkan suatu pemulihan yang masih sangat rapuh," imbuh Ani.

"Jadi walaupun PMI (Purchasing Manager's Index) manufaktur kita sudah di atas 50, kita masih harus berhati-hati melihat perkembangan dari perekonomian kita di triwulan III ini yang tinggal beberapa minggu dan di triwulan IV nanti," pungkas dia. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya