Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

E-Commerce Panen di Masa Pandemi

FETRY WURYASTI
02/9/2020 05:00
E-Commerce Panen di Masa Pandemi
Ilustrasi Promosi aplikasi mobile belanja "Shopee" di Menara Mandiri, Jakarta,( ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

BISNIS perdagangan secara elektronik (ecommerce) meningkat tajam di masa pandemi covid-19.

Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja dalam diskusi daring Peran E-Commerce Jaga Roda Ekonomi di Tengah Pandemi, kemarin, mengatakan
perilaku masyarakat dalam berbelanja kini telah bergeser, dari berbelanja di toko secara fisik ke toko daring. Bahkan, masyarakat kini mulai tak ragu
lagi berbelanja kebutuhan pokok di toko daring yang tersedia di marketplace.

“Contohnya begitu pandemi mulai, ada perubahan pembelian ke bahan pokok, makanan, minuman sembako, atau barang-barang yang bisa dipakai
masak di rumah. Mungkin karena lebih bersih, higienis masak di rumah,” katanya.

Perubahan lainnya, banyak orang yang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hobi yang biasanya dilakukan di luar rumah, kini dilakukan di rumah. Misalnya, olahraga
dari rumah hingga berbelanja tanaman atau dekorasi rumah.

Shopee mencatat ada 260 juta transaksi sepanjang kuartal II 2020 dengan rata-rata lebih dari 2,8 juta transaksi per hari.

“Ini meningkat lebih dari 130% jika dibandingkan dengan tahun lalu dan ini indikator positif bagi industri digital dan e-commerce yang terbukti jadi penyokong kebutuhan masyarakat
saat pandemi,” kata Handhika.

Pihaknya mengembangkan metode pembayaran dengan transfer bank hingga dibayar langsung menggunakan sistem cash on delivery (COD) untuk mengakomodasi masih
banyaknya masyarakat yang belum bankable.

Ia melihat perubahan yang terjadi akan berlangsung dalam jangka panjang karena pandemi mempercepat adopsi e-commerce dan aplikasi digital dalam kehidupan masyarakat.

Perusahaan jasa pengiriman barang pun kecipratan untung dari perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja tersebut.

Di diskusi yang sama, CEO J&T Express Robin Lo mengatakan makin seringnya perusahaannya mengantar belanjaan kebutuhan pokok masyarakat.

“Kami lihat, tadinya masyarakat Indonesia banyak belanja yang volumenya lebih ringan, seperti fesyen atau kosmetik.

Namun, saat pandemi, kebiasaan itu berubah, mereka berbelanja sesuatu yang lebih berat, seperti makanan atau minuman, kebutuhan dapur,” katanya.

Tekfin yang aman

Pada kesempatan terpisah, General Manager Kredivo Indonesia Lily Suriani menjelaskan peran teknologi finansial (tekfin) di tengah pandemi semakin penting, terlebih dalam turut
menjaga daya beli masyarakat.

“Kemudahan, keamanan, dan fleksibilitas pembayaran yang dihadirkan fintech juga mampu meningkatkan kepercayaan konsumen Indonesia dalam berbelanja online,” ujar
Lily, kemarin.

Riset Facebook dan Bain & Company, pada Juni lalu, juga menunjukkan sekitar 28% konsumen Asia Tenggara baru mencoba e-commerce dan pembayaran
digital untuk pertama kalinya di tengah pandemi.

Sebagai platform kredit digital yang terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lebih dari 70% porsi transaksi Kredivo berasal dari e-commerce.

Kredivo mencatatkan peningkatan frekuensi pembelian di e-commerce pada semester I 2020, khususnya pada barang-barang kebutuhan pokok. (Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya