Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Wall Street Melemah Setelah Data Klaim Pengangguran di AS Melonjak

Antara
21/8/2020 06:27
Wall Street Melemah Setelah Data Klaim Pengangguran di AS Melonjak
Sebuah spanduk terpasang di sebuah apartemen di Washington DC, Amerika Serikat. Melonjaknya angka pengangguran menyebabkan pembukaan saham.(Eric BARADAT / AFP)

RATA-rata indeks utama Bursa Efek New York Wall Street dibuka lebih rendah pada pembukaan perdagangan hari Kamis (20/8) pagi setelah data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran melonjak kembali di atas 1 juta minggu lalu. Tak lama setelah bel pembukaan, Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 148,77 poin atau 0,54 persen menjadi 27.544,11. Indeks SP 500 menurun 18,17 poin atau 0,54 persen menjadi 3.356,68 dan Indeks Komposit Nasdaq merosot 45,30 poin atau 0,41 persen menjadi 11.101,16.
  
Dari 11 sektor utama Indeks S&P 500, sektor energi tergelincir 1,5 persen menjadi kelompok dengan kinerja terburuk. Sedangkan sektor real estate naik 0,6 persen, mengungguli yang lain. Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada hari Kamis, klaim pengangguran awal AS, yang cara kasar mengukur PHK, meningkat 135.000 menjadi 1,106 juta dalam pekan yang berakhir 15 Agustus, mencerminkan tingkat pengangguran yang masih tinggi di negara itu. Ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan 910.000 klaim baru selama seminggu.
  
Pada Rabu (19/8) saham-saham AS ditutup lebih rendah setelah risalah pertemuan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), pada Juli menyoroti ketidakpastian tentang prospek ekonomi di tengah pandemi.

baca juga: Wall Street Rebound Terangkat Kebangkitan Saham Teknologi
  
"Anggota-anggota setuju bahwa krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan sangat membebani kegiatan ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi dalam waktu dekat dan menimbulkan risiko yang cukup besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," kata risalah tersebut.
  
Menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins, pada Kamis pagi waktu setempat, kasus covid-19 yang dikonfirmasi terjadi di Amerika Serikat mencapai lebih dari 5,53 juta dengan kematian mencapai 173.000. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya