Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Geliat Ekonomi Meningkat

M ILHAM RAMADHAN
16/7/2020 05:05
Geliat Ekonomi Meningkat
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto(MI/ADAM DWI)

AKTIVITAS perekonomian Indonesia terus menggeliat pascapelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Mesin-mesin industri bekerja guna memenuhi permintaan dari dalam dan luar negeri. Aliran bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi mulai lancar masuk ke dalam negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan positif pada nilai ekspor dan impor Indonesia. Kinerja ekspor yang lebih tinggi daripada kinerja impor menyebabkan neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2020 surplus sebesar US$1,27 miliar. Ekspor tercatat US$12,03 miliar dan nilai total impor US$10,76 miliar.

"Surplus ini menggembirakan karena ekspor tumbuh dan impor juga tumbuh. Ini semoga menjadi sinyal positif pada perekonomian di bulan berikutnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers daring, kemarin.

Tercatat, tingkat ekspor pada Juni 2020 yang sebesar US$12,03 miliar lebih baik daripada Mei 2020 yang sebesar US$10,45 miliar. Dengan kata lain, secara bulanan (month to month/mtm) kinerja ekspor naik 15,09%. Bila dilihat secara tahunan (year on year/yoy) peningkatannya mencapai 2,28% atau sebesar US$11,76 miliar pada Juni 2019.

Total nilai ekspor tersebut berasal dari nilai eskpor migas yang mencapai US$0,58 miliar, atau tumbuh 3,80% dari Mei 2020 yang hanya US$0,56 miliar, juga ekspor nonmigas yang mencapai US$11,45 miliar, atau tumbuh 15,73% dari Mei 2020 yang sebesar US$9,89 miliar.

Adapun total nilai impor pada Juni 2020 yang mencapai US$10,76 miliar lebih baik daripada Mei 2020 yang hanya US$8,44 miliar atau tumbuh 27,56%. Namun, bila dilihat secara tahunan, kinerja impor mengalami penurunan sebesar 6,36% sebab pada Juni 2019 nilai impor mencapai US$11,50 miliar.

Lebih jauh, Suhariyanto menambahkan, sinyal dari tumbuhnya neraca perdagangan Indonesia merupakan hal yang perlu didorong. Namun, aspek kesehatan tetap harus menjadi prioritas utama. "Bila dipatuhi, kita bisa beraktivitas dengan mengedepankan protokol kesehatan. Mudah-mudahan perekonomian kita bisa lebih bergeliat lagi," pungkasnya.

Resesi Singapura

Nilai ekspor Indonesia pada Juni lalu masih meningkat US$137,3 juta, atau tumbuh 29,27% dari Mei 2020 yang sebesar US$486,7 juta menjadi US$606 juta pada Juni 2020. Dampak resesi Singapura terhadap ekspor pada Juni belum terlihat karena penghitungan resesi dilakukan secara triwulan. Meski demikian, diharapkan pengaruh dari resesi Singapura tidak terlalu besar.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah mewaspadai dampak resesi yang telah menimpa beberapa negara di dunia. Pemerintah pun melakukan upaya lebih keras untuk menahan tren pelemahan yang bisa menyebabkan resesi. "Tentu kita waspadai, karena bagaimanapun juga engine growth kita adalah konsumsi, investasi, dan ekspor. Kali ini pemerintah akan menggunakan seluruh mekanisme anggarannya untuk menyubstitusi pelemahan di sisi konsumsi, investasi, maupun ekspor," ujar Sri Mulyani.

Harapannya, ekonomi Indonesia mulai bergerak lagi pada dua triwulan terakhir 2020 guna mengompensasi penurunan aktivitas perekonomian yang terjadi pada triwulan I dan II 2020. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya