Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
SAIFUL Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terhadap kondisi ekonomi nasional. Diketahui, 85% responden menilai perekonomian dalam situasi sangat buruk dibandingkan tahun lalu.
"Sentimen negatif atas kondisi ekonomi nasional pada masa pandemi ini tertinggi sejak awal reformasi," jelas Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando, dalam seminar virtual, Kamis (25/6).
Menyoroti optimisme publik terhadap ekonomi domestik, lanjut dia, juga tergolong rendah. Hanya 34% responden yang meyakini ekonomi tahun depan akan lebih baik.
Baca juga: BI: Ekonomi Mulai Membaik Pada Semester II 2020
Survei tersebut juga menyatakan mayoritas warga atau sekitar 71% merasa kondisi ekonomi rumah tangga jauh lebih buruk. Sedangkan 19% responden berpendapat tidak ada perubahan, kemudian 9% merasa lebih baik.
"Banyak masayarakat juga meyakini kondisi ekonomi rumah tangganya akan baik setelah wabah covid-19, yaitu sekitar 46%. Ada yang menilai lebih buruk atau tidak perubahan sebanyak 45%," urai Ade.
Optimisme terhadap kondisi ekonomi rumah tangga tahun lebih baik berkisar 44%. Sementara itu, 23% responden menilai ekonomi rumah tangganya jauh lebih buruk di tahun mendatang.
Baca juga: Ada Dua Kelompok UMKM yang Bertahan Saat Pandemi
Untuk menggerakkan ekonomi domestik, lanjut dia, bisa melalalui kalangan menengah dengan kisaran gaji Rp 3-4 juta per bulan. "Masyarakat menengah juga perlu diperhatikan. Seharusnya, pemerintah membangkitkan kelas menengah. Karena dari situ roda perekonomian bisa berjalan," pungkasnya.
Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, menyebut dibutuhkan anggaran Rp 30 triliun untuk memberikan stimulus kepada masyarakat kelas menengah. "Kalau kelas menengah bisa diklasifikaskan, yang tidak cukup tabungan bila hanya di rumah dan tidak bekerja yang pendapatannya Rp 3-4 juta, mungkin per rumah tangga perlu di-support Rp 1 juta setiap bulan," tutur Chatib.(OL-11)
Generasi Z tercatat sebagai satu-satunya kelompok usia yang lebih banyak berpihak pada Hamas.
Donald Trump membantah tuduhan ia bercita-cita menjadi seorang diktator. Ia menyebut banyak orang justru tampak menginginkan hal itu.
MASYARAKAT Kalimantan Tengah (Kalteng) mengapresiasi kinerja 100 hari kepemimpinan Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran bersama Wakil Gubernur (Wagub) Edy Pratowo.
Survei The Kids Mental Health Foundation mengungkap alasan anak malas atau menolak sekolah, mulai dari rasa lelah, cemas, hingga masalah kesehatan mental.
Bukan lagi sekadar terpikat harga murah, para calon pengguna mobil listrik kini telah berevolusi menjadi konsumen yang lebih matang.
Kenaikan harga membuat konsumen di semua pasar semakin fokus pada nilai, namun di Indonesia perilaku ini berpadu dengan kebiasaan belanja yang praktis dan lokasi yang mudah dijangkau.
Campak lebih menular empat hingga lima kali lipat dibanding covid-19. Karenanya, cakupan imunisasi harus amat tinggi supada ada herd imunity.
Penelitian terbaru mengungkap infeksi flu biasa atau rhinovirus mampu memberi perlindungan jangka pendek terhadap covid-19.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved