Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Pandemi Covid-19 Belum Reda, Bank BJB Tetap Catatkan Laba

Bayu Anggoro
16/6/2020 11:46
Pandemi Covid-19 Belum Reda, Bank BJB Tetap Catatkan Laba
Kantor Pusat Bank BJB di Kota Bandung, Jawa Barat.(Ist)

Bank BJB (PT. Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten, Tbk) masih mampu mencatat kinerja positif di tengah kelesuan ekonomi akibat pandemi virus korona (covid-19). Salah satu indikator pertumbuhan perusahaan ini terlihat dari naiknya angka kredit.

Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB Widi Hartoto mengatakan bank berkode emiten BJBR ini mampu menorehkan pertumbuhan penyaluran kredit 9,7% hingga April kemarin. Peningkatan ini bisa diperoleh berkat terjaganya aliran kredit konsumer yang mendominasi postur kredit perseroan. 

Menurutnya, kredit konsumer yang menjadi captive market Bank BJB menguasai sebesar 70% dari porsi kredit yang disalurkan perusahaan. "Pertumbuhan ini didorong oleh terjaganya kualitas penyaluran kredit konsumer," kata Widi di Bandung, Senin (15/6).

Profil captive market kredit konsumer yang didominasi para aparatur sipil negara (ASN) membuat Bank BJB semakin di atas angin. Dia meyakini, kredit berbasis penghasilan tetap merupakan salah satu kelompok yang paling kuat dan tahan terhadap ancaman krisis ekonomi selama Covid-19.

Walau tumbuh, dia mengakui Bank BJB tidak terlepas dari pengaruh terpaan Covid-19. Pengaruh ini tercermin dari terhambatnya arus pembayaran kredit mengingat rasio kredit macet (NPL) yang dicatatnya sebesar 1,65% sampai Maret kemarin.

Meski meningkat, Widi memprediksi pihaknya bisa menjaga kualitas penyaluran kredit di atas rata-rata. Terlebih, berdasarkan catatan sebelumnya, NPL Bank BJB selalu berada di bawah rata-rata perbankan nasional.

"Sejak 2017, Bank BJB juga selalu mencatatkan rasio kredit macet di bawah 1,6%," tambahnya. Sementara itu, di luar kredit, Widi menyebut bank bjb berhasil mencatatkan raihan laba bersih sebesar Rp418 miliar hingga triwulan I tahun ini.

Capaian positif tersebut diikuti penambahan nilai aset yang tercatat sebesar Rp123 triliun atau tumbuh sebesar 4,5% year on year (y-o-y). Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan bertumbuh sebesar 4% y-o-y menjadi sebesar Rp93,8 triliun.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Barat menyentuh angka 5,48% y-o-y, aset bertumbuh 6,56%, serta DPK tumbuh 10,4% pada Triwulan I 2020 ini. Seiring dengan itu, profil risiko kredit perbankan di jabar juga naik menjadi 3,03% dari 3,02% pada akhir 2019.

"Situasi pandemi yang masih terjadi mengharuskan kami lebih jeli dan hati-hati dalam menyusun strategi agar dapat terus bertumbuh," ujarnya. Untuk mengantisipasi risiko dan memaksimalkan peluang ekspansi, Bank BJB telah menyiapkan serangkaian opsi strategi ekspansi untuk digunakan dalam berbagai situasi, tak terkecuali menghadapi berbagai skenario situasi perkembangan pandemi di era new normal.

Menghadapi new normal tersebut, lanjut Widi, Bank BJB akan memanfaatkan lebih optimal layanan perbankan elektronik dan digital yang dimiliki perusahaan baik untuk nasabah personal maupun institusional. "Kami terus melahirkan beragam inovasi digital untuk memperkuat layanan usaha," katanya.

Beberapa di antaranya seperti penyegaran tampilan dan layanan rumah aplikasi bjb DIGI, ekspansi kerja sama layanan E-Samsat hingga pematangan model pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

"Dari segi produk, kami akan memanfaatkan ruang untuk menyokong perdagangan yang diprediksi menjadi salah satu sektor ekonomi yang paling cepat rebound setelah badai dampak sosial korona mereda," katanya.

Tak hanya itu, penyaluran kredit terhadap UMKM pun menjadi strategi. Langkah penyaluran pembiayaan ini disertai dengan pendampingan untuk menjaga performa bisnis UMKM yang berpengaruh terhadap kualitas kredit.

Beriringan dengan itu, lanjut Widi, proses merger bank bjb dengan Bank Banten juga terus dijalankan. Saat ini, kedua belah pihak tengah melakukan proses due diligence secara cermat dan prudent.

Aksi korporasi penggabungan usaha ini juga bakal membuka peluang ekspansi pasar bagi perusahaan ke depan. Pasar jasa keuangan di Provinsi Banten yang selama ini belum tergarap maksimal bisa dieksploitasi perseroan.

Para ASN di Provinsi Banten bisa kembali memperkuat positioning Bank BJB dalam penyaluran kredit konsumer yang menjadi ujung tombak perseroan. Sektor infrastruktur juga sangat terbuka untuk digarap.

"Kami akan diuntungkan karena sudah punya ikatan dengan pemerintah. Selain itu, geliat UMKM di Banten juga potensial digarap secara lebih maksimal," ujarnya.

Ekonom dari Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi, memprediksi, dengan serangkaian kinerja dan potensi yang terpetakan, kinerja baik yang telah dicapai Bank BJB akan terjaga. Kinerja yang diperlihatkan sepanjang 2019 menjadi bukti Bank BJB punya kecakapan yang telah teruji dalam menghadapi beragam situasi pelik.

"Termasuk pada tahun 2019 saat ekonomi dunia dilanda kelesuan. Dengan situasi makroekonomi yang sangat berpengaruh kepada industri perbankan, bertahan pun sebetulnya sudah bisa dikatakan baik," katanya.

Kondisi baik yang dicapai Bank BJB sudah sesuai dengan ekspektasi sehingga pencapaian ini akan menjadi modal dasar bagi bank pelat merah tersebut. Selain itu, Bank BJB juga sudah memiliki sejarah panjang dalam menghadapi berbagai krisis. "Sampai saat ini, Bank BJB semakin bertumbuh," katanya. (BY/OL-09)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya