Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Industri Tempe Rumahan Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Ghani Nurcahyadi
12/6/2020 21:05
Industri Tempe Rumahan Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Peresmian Rumah Tempe A. Zaki(Dok. Istimewa)

PANDEMI global Covid-19 ikut memberikan dampak pada sektor sosial ekonomi maysarakat. Terbukti dari banyaknya sektor usaha yang terus merugi. Namun, beberapa sektor usaha justru tetap menggeliat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Salah satunya ialah industri pembuatan tempe skala kecil atau rumahan berbasis halal yang terus memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Bahkan di Curug, Bogor, Jawa Barat, diresmikan satu lagi industri tempe rumahan bernama Rumah Tempe A. Zaki. 

Rumah Tempe A. Zaki bahkan digadang-gadang jadi prototipe rumah produksi tempe yang memperhatikan proses berproduksi yang bersih, sehat dan performance yang baik. Sehingga stigma masyarakat tentang rumah produksi tempe bisa berubah. 

"Harapan saya rumah tempe A Zaki kedepan menjadi model prototype industry kecil rumahan khususnya pabrik tempe ditanah air, " ujar Ikhsan Abdullah, staf Khusus Wakil Presiden RI yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch saat ikut meresmikan Rumah Tempe A. Zaki. 

 

Baca Juga:  Pelemahan Rupiah Diprediksi Berlanjut Pekan Depan

 

Tempat dan alat-alat produksi rumah tempe A Zaki, selain diproduksi menggunakan mesin pengolahan yang modern juga karyawannya sangat memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 yakni, menggunakan masker, sarung tangan, penutup kepala dan menjaga jarak fisik. 

Diproduksi dengan menggunakan air bersih yang bersumber dari PDAM dan air sumur serta tidak menggunakan bahan artifisiial. Demikian pula dengan ruang produksi dan fermentasi tertata dengan layout yang baik, memperhatikan suhu dan kelembaban sebagaimana yang dipersyaratkan dalam industri kecil tempe rumahan. 

Dari sisi estetika rumah tempe A Zaki juga sangat memperhatikan kemasan atau packaging sehingga kualitas dan kebersihan hasil produksinya dapat dijamin. 

Di sisi lain, Ikhsan juga menyoroti soal suplai bahan baku tempe, yaitu kedelai yang masih banyak melalui impor, terutama dari benua Amerika. Ia menyebutkan, petani kedelai di Indonesia perlu lebih diberdayakan lagi supaya bisa menutupi suplai yang sebagian besar berasal dari impor itu. 

"Devisa negara untuk belanja kedelai dapat digunakan untuk memperluas areal penanaman kedelai yang dapat memberikan pekerjaan untuk masyarakat demi meningkatkan pendapatan petani kedelai dan industri pertanian," pungkas Ikhsan Abdullah. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya