Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
MINYAK rebound dari kerugian sebelumnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis (11/6) pagi WIB). Bahkan ketika data AS menunjukkan persediaan minyak mentahnya naik ke rekor tertinggi, menghidupkan kembali kekhawatiran terhadap berlanjutnya kelebihan pasokan karena lemahnya permintaan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 55 sen dan ditutup pada 41,73 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 66 sen menjadi menetap pada 39,60 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Persediaan minyak mentah AS naik 5,7 juta barel dalam sepekan hingga 5 Juni menjadi 538,1 juta barel, menurut laporan Badan Informasi Energi AS (EIA).
Namun demikian, permintaan produk naik, meskipun masih jauh di bawah level periode yang sama tahun lalu. Persediaan produk sulingan lebih tinggi, tetapi kenaikannya lebih kecil dibanding minggu-minggu sebelumnya.
"Kami melihat dukungan di pasar berasal dari produk dan bukan minyak mentah," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Departemen Energi AS mengatakan pada Rabu (10/6), mereka telah membeli 126.000 barel minyak mentah untuk cadangan strategis AS sekaligus mendukung harga. Kenaikan persediaan AS melebihi perkiraan analis dan penambahan minggu ketiga berturut-turut karena impor besar dari Arab Saudi, yang mencapai lebih dari 1,5 juta barel per hari. Selama perang harga antara Arab Saudi dan Rusia pada Maret dan April, kerajaan meningkatkan ekspor. Brent naik lebih dari dua kali lipat sejak jatuh ke level terendah 21 tahun di bawah 16 dolar AS pada April. Tetapi beberapa analis berpikir harga telah naik terlalu jauh karena pandemi masih memangkas permintaan.
"Faktor makro yang telah mendukung kompleks energi selama lebih dari sebulan dapat berkurang secara signifikan karena kenaikan kuat dalam ekuitas mulai tampak terlalu matang," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
baca juga: IHSG Ditutup Melemah 2,27%, Sinyal Pemulihan masih Ada
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan lainnya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, memangkas pasokan minyak sebesar 9,7 juta barel per hari (bph), sekitar 10 persen dari permintaan pra-pandemi. OPEC+ sepakat pada Sabtu (6/6) untuk memperpanjang pemangkasan rekor pasokan hingga akhir Juli. (OL-3)
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyatakan sedang melanjutkan komunikasi intensif dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing.
Trimegah Sekuritas menyebut sejumlah faktor yang menunjukkan bahwa arah kebijakan pemerintah saat ini mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan bahwa Indonesia bisa mendapatkan setidaknya dua keuntungan dari pengenaan tarif Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 19%.
Pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan tarif baru sebesar 19% terhadap produk ekspor asal Indonesia, jauh lebih rendah dari rencana sebelumnya sebesar 32%.
Tanpa proteksi yang memadai, produk impor AS berpotensi mendominasi pasar domestik, dari sektor otomotif hingga pertanian dan energi.
Luhut apresiasi atas keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia dalam menyepakati penurunan tarif tambahan terhadap produk ekspor ke Amerika Serikat (AS),
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Pascaserangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, harga minyak jatuh dan saham AS melonjak.
PEMERINTAH memastikan tekanan global imbas perang Ira-Israel masih dapat dimitgasi. Gejolak yang terjadi pada perekonomian masih dalam batas aman dan belum mengkhawatirkan.
Harga minyak mengalami lonjakan tajam usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.
Penutupan Selat Hormuz diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved