Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Dolar Melemah, Mata Uang Komoditas Menguat

Antara
09/6/2020 08:21
Dolar Melemah, Mata Uang Komoditas Menguat
DOLAR AS jatuh dan mata uang komoditas menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) karena selera risiko meningkat.(ANTARA)

DOLAR AS jatuh dan mata uang komoditas menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena selera risiko meningkat didukung optimisme pemulihan ekonomi dari pandemi virus korona setelah laporan pekerjaan AS untuk Mei lebih baik dari yang diperkirakan.

Mata uang safe-haven yen Jepang menguat terhadap dolar, membalikkan kerugian beberapa hari terakhir karena sentimen risiko naik seiring dengan meningkatnya harapan pemulihan ekonomi.

"Pelonggaran negatif ini telah ada sejak minggu terakhir Mei, khususnya spekulasi negatif AS-Tiongkok," kata Kepala Strategi Valas Exchange Bank of Canada, Erik Bregar di Toronto.

Mata uang komoditas seperti dolar Australia, Selandia Baru, dan Kanada adalah tawaran bagus. Dolar Selandia Baru, misalnya, naik ke level tertinggi dalam empat bulan setelah Selandia Baru mengatakan telah menghentikan penularan virus korona di dalam negaranya.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Arden pada Senin (8/6) mengatakan negara itu akan mencabut semua tindakan pengendalian virus selain dari kontrol perbatasan, menjadikannya salah satu negara pertama yang melakukannya.

Tetapi ketika Amerika Serikat dan ekonomi di seluruh dunia dibuka kembali, ada keraguan yang merisaukan ke mana arah pemulihan.

"Inggris, misalnya, berencana untuk membuka kembali dan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah Brexit," kata Juan Perez, pedagang mata uang di Tempus Inc di Washington.

"Setelah kami menetapkan bahwa Brexit adalah salah satu dari masalah 2019 yang perlu diselesaikan, kita bisa melihat reli besar dalam euro berada di bawah tekanan karena pasar dapat fokus sekali lagi pada jenis kemitraan apa yang akan dimiliki Eropa dengan Inggris," dia menambahkan.

Baca juga: Emas Menguat US$22 Menanti Stimulus Lanjutan Fed

Dalam perdagangan sore indeks dolar turun 0,1% menjadi 96,641 dalam perdagangan berfluktuasi.

Dolar turun tajam terhadap yen, jatuh 1,1% pada 108,33 yen. Dolar juga melemah 0,6 persen terhadap franc Swiss, mata uang safe haven lainnya, menjadi 0,9566.

Euro menguat terhadap dolar meskipun data menunjukkan produksi industri Jerman jatuh paling dalam pada April karena pandemi memaksa perusahaan-perusahaan di ekonomi terbesar Eropa untuk mengurangi produksi.

Euro terakhir naik 0,2% pada US$1,1303. Mata uang tunggal mencapai tertinggi tiga bulan US$1,1384 minggu lalu setelah Bank Sentral Eropa mengumumkan akan memperluas program stimulusnya.

Dolar Selandia Baru naik 0,8% terhadap greenback menjadi US$0,6560, sebelumnya mencapai tertinggi US$0,6564, yang terkuat sejak akhir Januari. 

Dolar Australia juga naik 0,7% menjadi 0,7017 dolar Australia, dengan dolar Kanada juga naik, diperdagangkan 0,4% lebih tinggi pada 1,3366 dolar Kanada per dolar AS.

Investor sekarang fokus pada pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu ini. The Fed perlu menyeimbangkan tanda-tanda bahwa kejatuhan ekonomi dari pandemi telah melewati yang terburuk terhadap bukti bahwa virus itu sendiri belum terkendali. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya