Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
BEREDAR skenario pemulihan ekonomi pascapandemi covid-19 yang dikeluarkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Skenario ini mengundang kritik dari beberapa pihak yang pembuatannya dinilai terlalu cepat. Mengingat penyebaran kasus covid-19 di Indonesia masih tinggi.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menegaskan skenario ini dibuat untuk menyiapkan pemulihan ekonomi nasional di masa mendatang. Akan tetapi, tidak akan dilakukan tanpa perhitungan yang matang.
Baca juga: Selamatkan Usaha Rakyat, Pemerintah Terbitkan Aturan Khusus
Presiden Joko Widodo, lanjut dia, menginstruksikan pemulihan ekonomi mengacu pada kurva penurunan kasus covid-19. “Bapak Presiden Jokowi menentukan ini basisnya data. Kalau lihat kurvanya sudah menurun dan sudah terkonfirmasi, maka nanti bisa mulai dipertimbangkan aktivitas ekonomi,” ujar Ani, sapaan akrabnya, dalam seminar virtual, Rabu (13/5).
“Ini di luar mikirnya sudah gimana. Padahal Presiden (menekankan) lihat kurva menurun,” imbuhnya.
Selain itu, Kepala Negara juga mengingatkan untuk mempercepat rapid test di tengah masyarakat. Ketika tes covid-19 diperbanyak, muncul confidence terhadap kurva. Termasuk, masyarakat dituntut keras untuk melakukan physical distancing.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia mengatakan pemerintah berupaya agar data tes covid-19 terekam dengan baik. Para kepala daerah pun diminta untuk berpartisipasi dalam upaya penanganan covid-19.
Baca juga: ADB: Melambat Akibat Covid-19, Ekonomi Indonesia mulai Pulih 2021
“Makanya Presiden bilang tesnya harus diperbanyak, supaya bisa confidence mengenai kurva. Kita melakukan ini untuk ke depan. Dengan setiap daerah juga kepemimpinan gubernurnya, bupatinya dan wali kotanya sangat diharapkan,” papar Ani.
Ketika tes covid-19 diperbanyak dan masyarakat disiplin melakukan physical distancing,aktivitas ekonomi bisa kembali seperti keadaan normal. Itu dengan catatan kurva kasus covid-19 menurun.
“Para menteri sudah mikir akan bagaimana new normal life setelah pandemi. Artinya, kita harus berpikir ke depan. Tapi bukan berarti kita melakukan hal-hal itu secara ngawur. Kita bertanggung jawab ke rakyat. Semua masyarakat harus dijaga kepentingannya,” tandasnya.(OL-11)
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Campak lebih menular empat hingga lima kali lipat dibanding covid-19. Karenanya, cakupan imunisasi harus amat tinggi supada ada herd imunity.
Penelitian terbaru mengungkap infeksi flu biasa atau rhinovirus mampu memberi perlindungan jangka pendek terhadap covid-19.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved