Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Ada Sentimen Positif, IHSG Diprediksi Menguat Pekan Depan

Despian Nurhidayat
10/5/2020 13:14
Ada Sentimen Positif, IHSG Diprediksi Menguat Pekan Depan
Layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.(Antara/Hafidz Mubarak )

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada awal perdagangan pekan depan karena dipengaruhi berbagai sentimen positif.

Optimisme itu datang dari pelonggaran lockdown di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Serta, harapan meredanya ketegangan perang dagang antara Tiongkok dan AS, yang turut menjadi sentimen positif pasar.

"IHSG diperkirakan konsolidasi menguat dengan support di level 4523 sampai 4463 dan resistance di level 4726 sampai 4747," ungkap Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, Minggu (10/5).

Kebijakan pelonggaran lockdown salah satunya diambil pemerintah California, yang berencana mengizinkan pusat bisnis kembali dibuka.

Baca juga: IHSG Dibuka Menguat, Saham Perbankan Berkontribusi

Pekan depan, pemerintah New York berencana mengurangi pembatasan pada produsen, konstruksi dan pengecer. Negara bagian lainnya termasuk Georgia, bahkan telah mengizinkan beberapa bisnis non-essential untuk beroperasi.

"Presiden Donald Trump mengakui akan ada lebih banyak kematian akibat covid-19. Tetapi, Trump berpendapat bila tidak membuka kembali bisnis juga akan membuat orang kehilangan nyawa. Dengan cara lain seperti overdosis dan bunuh diri," sambung Hans.

Pelonggaran lockdown membuat investor berspekulasi bahwa ekonomi akan kembali normal dalam waktu dekat. Harga saham telah naik secara agresif dari posisi terendah pada Maret. Pasar modal terbentuk kurva pemulihan berbentuk V, namun sulit terjadi pada sektor riil.

Kekhawatiran pelaku pasar pada akhir Mei ialah lebih banyak negara bagian melakukan pelonggaran lockdown. Akan tetapi, permintaan tidak kembali seperti harapan pasar. Selain itu, pasar juga kawatir pembukaan lockdown yang terlalu cepat akan meningkatkan kasus covid-19. Pada akhirnya, ekonomi akan kembali terancam.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Bisa Picu Krisis Ekonomi Global

"Dari pasar Asia juga sentimen positif didukung data bea cukai Tiongkok yang menunjukkan ekspor berhasil naik 3,5% dari tahun lalu. Namun, impor mengalami penurunan 14,2% pada periode yang sama," pungkasnya.

Hasil survei ekonom memperkirakan ekspor Tiongkok pada April mungkin turun 15,7% dari tahun sebelumnya. Kemudian, impor diperkirakan turun 11,2% dari tahun lalu.

Data ini menunjukan ekspor barang jauh lebih baik dari harapan. Namun diperkirakan kenaikan ekspor bersifat sementara, dan akan turun dalam beberapa bulan mendatang.

"Prospek ekspor dipengaruhi permintaan eksternal yang diperkirakan turun, akibat mitra dagang utama Tiongkok jatuh ke dalam resesi dalam. Itu karena efek lockdown dan pembatasan sosial," papar Hans.

Dari dalam negeri, sentimen negatif masih berkaitan dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 sebesar 2,97% (yoy).(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya