Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Empat Komoditas Pertanian Jatim Mencatat Prestasi Ekspor

Mediaindonesia.com
20/4/2020 14:07
Empat Komoditas Pertanian Jatim Mencatat Prestasi Ekspor
Ada empat komoditas pertanian asal Jatim terjadi peningkatan volume ekspor.(Istimewa/Kementan)

EMPAT jenis produk pertanian asal Jawa Timur (Jatim) mencatat prestasi peningkatan ekspor di masa pandemi Covid-19. Produk-produk ini diekspor melalui Pelabuhan Laut Tanjung Perak dan Bandar Udara Juanda, Surabaya, sebagai pintu utama ekspor tidak hanya bagi Jatim namun juga bagi sebagian wilayah timur di Tanah Air yang belum memiliki fasilitas ekspor langsung.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Surabaya mencatat adanya peningkatan permohonan fasilitasi ekspor yang cukup signifikan. Khususnya komoditas sub sektor perkebunan seperti kopi dan minyak sawit, produk hortikultura dan tanaman pangan lainnya dengan total 9.358 kali. Jika dibanding dengan periode Januari hingga Maret 2019 yang hanya membukukan 6.325 kali, terjadi peningkatan sebesar 47,95%.

“Ekspor merupakan motor penggerak ekonomi, kita tidak boleh berhenti. Dengan keterbatasan gerak untuk kewaspadaan penyebaran Covid-19, kita harus kerahkan segala upaya dari hulu hingga hilir agar ekspor tetap berlangsung,” kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/4).

Menurut Jamil, hal ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) yang berharap seluruh jajarannya dan para pemangku kepentingan di bidang pertanian untuk terus bekerja, selain soal ketersediaan pasokan pangan di dalam negeri juga untuk ekspor.

Setiap hari warga dunia menunggu kopi, sawit, kelapa, sarang burung walet (SBW) dan lainnya. Karena itu, selain petani, peternak, pekebun dan petugas karantina pertanian pun yang berada di garda terdepan tetap bertugas untuk memastikan lalu lintas produk pertanian baik di dalam dan diluar negeri lancar, sehat dan aman. 

Lebih lanjut Jamil mengimbau kepada seluruh pejabat Karantina Pertanian agar tetap siaga dalam melakukan pengawasan dan pengendalian keamanan dan mutu produk pertanian, pangan serta pakan. Sekaligus  juga melakukan tugasnya dalam memfasilitasi percepatan ekspor produk pertanian.

“Dalam kondisi pandemi, kesehatan dan keselamatan bekerja bagi petugas diawasi ketat oleh masing-masing pimpinan di unit kerjanya,” tambah Jamil.

Ekspor tertinggi

Musyaffak Fauzi, Kepala Karantina Pertanian Surabaya, juga menjelaskan ada empat komoditas pertanian asal Jatim yang melesat tajam di pada periode Januari–Maret 2020. Masing-masing adalah minyak sawit dengan total volume sebanyak 230,8 ribu ton setara nilai ekonomi Rp 2,7 triliun. Sebanyak 76 negara sekaligus menjadi pasar ekspor komoditas unggulan ini, mulai dari Singapura, Mikronesia, Senegal, Yunani, hingga Rusia.

Sementara itu, untuk komoditas kopi, laris di 36 negara masing-masing Malaysia, Armenia, Spanyol, Swiss, Qatar dan lain-lain. Dengan total pengiriman 16 ribu ton senilai Rp1,2 triliun.

Untuk ekspor asal hewan, meskipun ada penurunan permohon sertifikasi kesehatan hewan atau health certificate (HC) sebagai persyaratan ekspor negara tujuan sebesar 20,04%. Pada tahun 2019, sebanyak 1.926 kali permohonan ekspor di triwulan pertama, tahun ini hanya berhasil membukukan 1.540 permohonan. Namun ada dua produk sub sektor peternakan yang berhasil melapak di pasar ekspor dengan angka tertinggi, yakni SBW dan susu dan produk olahanya, jelas Mussyafak.

Selain Tiongkok, 14 negara lain seperti Australia, Makao, Arab dan lainnya juga membeli SBW asal Jatim. Dengan total 63,8 ton yang setara dengan Rp1,3 triliun berhasil diraup para pelaku usaha walet ini. Sementara itu, untuk susu dan olahannya tercatat sebanyak 1,2 ribu ton dengan nilai Rp19,3 miliar yang berhasil masuk ke sembilan negara tujuan ekspor. 

Saat ini, Barantan terus lakukan perbaikan sistem perkarantinaan, antara lain berupa sinkronisasi dan  pertukaran data sertifikasi antar otoritas karantina negara mitra dagang dengan tujuan agar akseptabilitas produk pertanian yang diekspor meningkat, digitalisasi layanan dan meningkatan sarana, prasarana dan SDM perkarantinaan.

“Karpet merah bagi pelaku usaha, khususnya eksportir siap kami berikan. Hal ini menjadi penting, selain untuk meningkatkan kesejahteraan petani selaku produsen dengan nilai tambah yang didapat, juga untuk menambah devisa kita,” tutup Jamil. (OL-09)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya