Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
IKATAN Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (Ikatsi) mendesak pemerintah untuk membantu penyelamatan dan revitalisasi industri tekstil dalam negeri.
"Industri tekstik Indonesia saat ini sangat mendesak karena mengalami kemunduran yang disebabkan oleh banyak hal. Antara lain mesin-mesin yang sudah tua, konsumsi listrik yang lebih banyak, kecepatan produksi yang lamban dan memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak," kata Ketua Umum Ikatsi, Suharno Rusdi di Yogyakarta, Senin (31/12/2019).
Menurut dia, keterpurukan industri tekstil ini diperparah lagi dengan impor tekstil yang terus membesar.
"Memang benar, tidak hanya di sektor migas saja, di tekstil juga ada pihak-pihak yang menikmati impor mengabaikan industri," lanjutnya.
Bahkan ada pejabat yang kemudian menyebut industri tekstil adalah industri yang menjelang mati atau sunset industry. Suharno membantah jika saat ini termasuk sunset industry.
"Vietnam dan Bangladesh menunjukkan bahwa industri tekstil masih sangat prospektif," terang Suharno Rusdi.
Ia mengemukakan, Indonesia memiliki peluang yang besar untuk berkembang baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
"Restrukturisasi industri karena kita melihat kapasitas industri nasional sebesar 3,1 juta ton. Namun yang jalan cuma sekitar satu juta ton," katanya.
Mesin-mesin yang ada saat ini memiliki cost per unit yang tinggi. Karena itu, lanjutnya, jika kemudian memanfaatkan mesin-mesin yang berteknologi tinggi cost per unit akan menurun dan produksi ditingkatkan.
Mesin-mesin industri tekstil nasional harus dibuat lebih efisien, ramah lingkungan dan menurunkan konsumsi listrik.
"Sudah ada teknologi pewarnaan yang ramah lingkungan," terangnya.
Ia menambahkan saat ini rata-rata pertumbuhan kinerja industri tekstil dan produk tekstil nasional selama 10 tahun terakhir tercatat kenaikan ekspor tiga persen. Namun dari segi impor juga mengalami kenaikan 10,4 persen. Sedangkan neraca perdagangan terus tergerus dari USD6,08 miliar menjadi USD3,2 miliar.
Lebih lanjut, Suharno Rusdi mengatakan, selain revitalisasi, industri tekstil juga memerlukan proteksi di antaranya adalah penghentian impor tekstil. Menurut dia, dampak perang dagang Tiongkok-Amerika Serikat menyebabkan Indonesia kebanjiran tekstil asal Tiongkok.
baca juga: Kinerja Polres Malang Semakin Membaik
"Jika impor tekstil bisa diatasi dan industri tekstil direvitalisasi maka industri tekstil dalam negeri akan maju dan bisa bersaing dengan negara-negara lain," sarannya.
Kebijakan revitalisasi industri tekstil dan produk tekstil nasional jelasnya, akan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 1 juta orang dan meningkatkan nilai ekspor, yang pada akhirnya akan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. (OL-3)
ANGGOTA Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, sangat mendukung amendemen terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Obligasi ini dijamin sepenuhnya, tanpa syarat, dan tidak dapat dibatalkan oleh CGIF selaku lembaga penjamin kredit dengan kekuatan finansial tingkat tertinggi (idAAA/stabil).
Tanpa mau belajar dari pengalaman negara lain, kita akan terjerumus ke dalam lubang menganga yang sudah kita ketahui sebelumnya.
Dari sisi fiskal dan makroekonomi, Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin, mengingatkan bahwa kebijakan ini dapat menghambat target pertumbuhan ekonomi nasional.
Penghargaan ini diselenggarakan oleh La Tofi School of Social Responsibility, dengan fokus pada pencapaian ESG perusahaan dalam kerangka SDGs PBB.
PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2025 kembali mencatatkan kontraksi. Berdasarkan data S&P Global, PMI Indonesia turun 0,5 poin menjadi 46,9, dibandingkan Mei 2025 yang berada di level 47,4.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia Sutanto menyambut positif tercapainya kesepakatan IEU CEPA.
Asosiasi menuding keberadaan mafia impor dalam menentukan kuota impor bagi kelompok tertentu membuat industri listrik di Tanah Air melemah.
Selama ini, industri tekstil dalam negeri telah menyepakati skema nontarif dengan memprioritaskan penyerapan produksi lokal, dan hanya mengimpor sesuai kebutuhan.
PT Eratex Djaja Tbk, produsen tekstil yang memasok untuk merek global seperti Uniqlo dan H&M, membantah kabar yang menyebut perusahaan tengah menghadapi permohonan PKPU
Dalam surat tersebut, Mendag mengarahkan agar rencana pengenaan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) untuk produk benang filamen asal Tiongkok tidak dilanjutkan.
PT Merak Chemicals Indonesia (MCCI), produsen Purified Terephthalic Acid (PTA) yang bergerak di sektor hulu industri tekstil, menerima penghargaan Best Liaison Contact dari
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved