Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SIKAP Serikat Pekerja Pertamina yang menolak Basuki Tjahaja Purnama atau BTP masuk Pertamina mendapat kritikan dari aktivis buruh. Serikat Pekerja Pertamina dianggap terlalu emosional, bernuansa politis, dan tidak elok dalam menyampaikan aspirasi mereka.
"Jika melihat pergerakan dari teman Serikat Pekerja Pertamina, beberapa hari belakangan, yang menyatakan penolakan terhadap Ahok (nama yang pernah digunakan BTP) memang kurang elok dan tidak menunjukan sikap pemimpin pekerja yang semestinya," kata Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Pimpinan Yoris Raweyai, Arnod Sihite, dalam keterangan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/11).
Ia menjelaskan, pemimpin Serikat Pekerja Pertamina seharusnya memberikan ruang dan kesempatan terlebih dahulu kepada BTP untuk membuktikan kinerjanya.
"Masa iya belum masuk, belum juga bekerja sudah diprotes. Maka wajar bila ada tudingan bahwa kawan-kawan ini takut kalau masuknya Pak Ahok banyak mengganggu kepentingan mereka," kata Arnod.
Baca juga: Erick tidak Mau Perdebatkan Status Mantan Napi BTP
Serikat Pekerja Pertamina, kata dia, seharusnya memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada BTP untuk bekerja.
"Jika dalam waktu yang sudah berjalan ternyata tidak berhasil atau malah korupsi, baru buat mosi tidak percaya. Ini kan belum apa-apa. Jangan sampai kawan-kawan serikat terlalu jauh masuk urusan yang terlalu politis malah tidak produktif untuk sekelas pertamina yang basis kerjanya jelas," tegasnya
Ia juga menyayangkan sikap Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang menilai masuknya Ahok membuat kegaduhan.
"Bukan Ahok yang buat kegaduhan tapi serikat. Jangan dibalik-balik. Lagipula waktu di BUMN juga Pak Dahlan suka buat gaduh juga dengan tingkah nyentriknya. Kita harus proporsional dalam menilai," sambung Arnod.
Tambah lagi Tokoh Senior Rizal Ramli yang menilai BTP kelasnya Glodok sangat tidak elok.
"Sangat tidak berkelas seorang Pak Rizal menyampaikan itu," katanya.
Jika berbicara rekam jejak, BTP, lanjut dia, memiliki citra positif terkait kesejahteraan pekerja.
"Jangan lupa jasa Pak Ahok saat Gubernur yang berhasil menaikkan kesejahteraan pekerja buruh di DKI. Bukan hanya itu, dia juga yang membuat pasukan Oranye sehingga mereka mendapatkan tempat, dihargai dengan UMR yang tidak pernah dilakukan Gubernur sebelumnya. Jadi kita harus realistis melihatnya," tegasnya.
Ia yakin terpilihnya BTP oleh Menteri BUMN Erick Thohir bukan tanpa alasan.
"Contohnya ada keinginan Menteri BUMN yang ingin memberantas Korupsi di tubuh BUMN dan BTP adalah orang yang tepat, apalagi beliau basicnya juga lulusan sarjana pertambangan,rekam jejak yang baik dan merupakan sosok pendobrak dan itu dibutuhkan Eric," ujarnya.
Pihaknya juga menangkap maksud baik Presiden Jokowi untuk serius membenahi sektor strategis BUMN terutama migas agar meningkatkan produksi, pendistribusian, pemasaran, manajemen dan kesejahteraan perusahaan.
"Perusahaan itu basisnya kinerja jadi gampang saja. Tapi masuk ke wilayah politis itu tidak sehat bagi perusahaan khususnya BUMN. Apa yang dilakukan oleh kawan-kawan ini bukan tidak mungkin diikuti oleh BUMN lain dan model seperti ini akan mengganggu ekonomi Indonesia apalagi BUMN yg punya asset besar 8200 T yang bersentuhan langsung kepada kehidupan rakyat Indonesia dan investasi asing yang juga akan berpikir menanamkan investasinya di Indonesia. Maka daripada kita sibuk dengan pro kontra yang tidak efektif ini sebaiknya energi kita habiskan untuk hal positif, saatnya kita bersatu untuk sama-sama membangun bangsa dan negara," pungkas Arnod. (OL-2)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menilai masih ada waktu untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas dari Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
JURU bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Chico Hakim menuturkan masih mencermati duet Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk maju di Pilkada DKI Jakarta.
PKB nilai peluang usung Ahok di Pilgub DKI sangat kecil
PKB memprediksi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 hanya diikuti dua pasangan calon (paslon). PKB menunggu survei pamungkas untuk mengumumkan rekomendasi kepada Anies Baswedan.
Pak Ahok dan Pak Anies kalau dipertandingkan sepak bola, itu semacam El Clasico. Bukan sekedar rematch tetapi El Clasico. Ditunggu-tunggu banyak orang.
PDI Perjuangan merespons peluang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali menjadi lawan Anies Baswedan di Pemilihan Gubernur Pilgub DKI Jakarta 2024.
Pada Kamis (24/1) pagi, sebanyak enam karangan bunga berjejer dengan berbagai kata yang mendukung perjuangan pria yang dulu akrab disapa Ahok tersebut.
"Pembebasan yang bersangkutan sudah dilaksanakan pukul 07.00 WIB tadi di Mako Brimob."
Warga Pasar Induk Keramat Jati, Bang Nick (Pendukung Ahoker) sudah menunggu sejak pukul 07.00 WIB hingga saat ini merasa kecewa.
Acara syukuran ini juga diramaikan oleh sejumlah hiburan seperti musik akustik dan tari tradisional Kabasaran dari Toraja.
Sejak 2014 Ahok memberangkatkan marbot umrah. Ini sebagai bentuk apresiasi atas kerja mereka.
Kepastian rumah baru itu terungkap dalam vlog perdana yang diunggahnya di You Tube dengan nama akun Panggil Saya BTP.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved