Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PADA Senin (10/6) sore, Rupiah ditutup menguat. Dilansir dari Bloomberg, Rupiah berada di level 14.250 per dolar Amerika Serikat (AS) pada jam penutupan.
Kondisi tersebut menimbulkan rasa optimisme dari Bank Indonesia akan kondisi perekonomian Indonesia ke depannya.
"Seperti kita lihat hari ini Rupiah stabil dan cenderung menguat. Di samping itu inflow akan semakin besar dan berdampak positif pada nilai tukar Rupiah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta.
Selain itu, pihaknya juga optimistis tingkat inflasi akan semakin baik pada akhir tahun ini. Perry memproyeksikan, angka inflasi berada di kisaran 3,1% hingga 3,2%.
Baca juga: Pascalibur Lebaran, Rupiah Dibuka Menguat
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan berada dalam kisaran 5% hingga 5,4%. Hal itu didukung oleh pertumbuhan konsumsi serta peningkatan investasi swasta.
Untuk meningkatkan serta menjaga stabilitas perekonomian Indonesia, Perry menyatakan BI, pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), perbankan dan dunia usaha akan terus memperkuat koordinasi.
"Kami akan review dari waktu ke waktu dengan melihat kondisi global. Bagaimana kita akan melihat dari sisi responsilbility, kecukupan likuiditas, relaksasi makroprudensial, pendalaman pasar, serta sistem pembayaran untuk meningkatkan perekonomian Indonesia," pungkas Perry. (OL-7)
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Gigih mengatakan merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei silam, perekonomian Jatim pada Triwulan I-2025 tumbuh sebesar 5,00%.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Dari dana sebesar US$22,9 miliar itu, sebanyak US$7,6 miliar ditempatkan di rekening umum valuta asing (valas).
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved