Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

API Dorong Realisasi Perjanjian Dagang dengan Uni Eropa Tahun Ini

Satria Sakti Utama
28/3/2019 18:01
API Dorong Realisasi Perjanjian Dagang dengan Uni Eropa Tahun Ini
Ketua Umum API Ade Sudrajat dan Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Muhdori di Indo Intertex, Jakarta, Kamis (28/3)(MI/Satria Sakti Utama)

PASAR Uni Eropa untuk produk tekstil dipandang sebagai peluang yang menggiurkan bagi pelaku usaha nasional. Oleh karena itu, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendoronh perjanjian dagang dengan Uni Eropa segera rampung pada tahun ini.

Ketua Umum API Ade Sudrajat mengatakan pertumbuhan industri Tekstil dapat meningkat drastis, bahkan menembus angka dua digit jika kesepakatan dengan Uni Eropa tercapai. Namun, jika tidak Ade memprediksi pertumbuhan industri hanya berkisar 6-7%.

"Pertumbuhan industri kita masih belum dapat menunjukkan peningkatan yang fantastis. Tapi setelah perjanjian Uni Eropa selesai, kami yakin bisa dobel angka baik ekspor maupun industrinya. Ini karena dunia sedang bergairah dengan investasi di Indonesia," kata Ade di sela-sela pembukaan Indo Intertex 2019 di Jakarta, Kamis (28/3).

Ade mengaku ekspor produk TPT nasional di Uni Eropa saat ini masih rendah, yakni 1,8%. Pasar Benua Biru, julukan Eropa, saat ini didominasi Vietnam, Bangladesh, Sri Lanka, dan beberapa negara Afrika Utara seperi Aljazair.

Baca juga : Presdir PT Sritex: Industri Tekstil Memang Masih Cuan

Akan tetapi, pasar TPT optimis direbut apabila perjanjian dagang dengan Uni Eropa selesai. Ade menilai kualitas produk Indonesia lebih baik dan dengan harga bersaing.

"Kita ini terlambat (dibandingkan Vietnam dan Bangkadesh), lelet kan. Tapi memang baru di jaman Pak Jokowi ini, pemerintah dapat melihat dunia bergerak sangat cepat sehingga mencoba bergulir lebih cepat lagi. Saya harap tahun ini (penyelesaian perjanjian dagang Uni Eropa)," imbuh Ade.

Sementara itu, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Muhdori mendorong produsen untuk meningkatkan produksi dan melakukan diversifikasi produk. Kemenperin sendiri menargetkan peningkatan ekspor TPT sebesar 13% atau senilai 15 miliar dolar AS.

"Target mengejar ekspor dengan peningkatan produksi nasional agar surplus, khususnya di produk jadi. Industri juga terus digenjot melakukan diversifikasi produk apalagi tujuan ekspor Eropa semakin baik," jelasnya.

Saat ini pasar terbesar bagi produk tekstil nasional masih tertuju pada Amerika Serikat. Sekitar 36% produksi TPT Indonesia dikirim ke negeri Paman Sam tersebut. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya