Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
CO-FOUNDER and Executive Chairman Alibaba Group, Jack Ma, berbagi tips mengembangkan perusahaan hingga memiliki kapitalisasi besar. Ternyata kuncinya tak jauh beda dengan pernikahan, yakni bahagia dan saling percaya.
"Jika pekerja sangat bahagia pemegang saham juga akan bahagia. Tim kita harus baik!" seru Jack Ma yang menjadi pembicara dalam salah satu rangkaian acara Pertemuan Tahunan IMF -Worldbank 2018 di Nusa Dua, Jumat (12/10).
Bermodalkan dua hal ini, Jack Ma berhasil mendirikan dan mengembangkan perusahaan yang kini memiliki kapitalisasi US$500 miliar atau setara Rp7,6 triliun.
Sejak melantai di bursa saham New York, (New York Stock Exchange) Alibaba Group Lyd telah mengembangkan kapitalisasinya dari US$167 miliar menjadi US$500 miliar. Nilai per lembar sahamnya pun berlipat sejak penawaran perdana US$60 per lembar saham hingga saat ini US$147 per lembar saham.
Padahal, bisnis fintech ini dimulai 1999 ketika internet belum marak seperti saat ini. Tentu saja saat itu banyak yang menaruh kecurigaan pada model hisnisnya yang sama sekali baru.
"Waktu saya memulai usaha ini, orang tidak tau internet. Waktu itu belum ada di kamus. Kami hanya janjikan kepada penguasa dan pengusaha bahwa kami tidak melakukan kegiatan kriminal," kisah Jack Ma.
Meyakinkan orang akan model bisnisnya yang futuristik itu bukan satu-satunya tantangan. Tantangan yang tak kalah sulitnya ialah meyakinkan orang untuk mau bergabung dengannya membangun bisnis.
Bagi Jack Ma menemukan orang-orang yang kompeten dan bisa bekerjasama untuk memajukan perusahaanmemerlukan kecerdasan emosional (EQ), bukan sekedar IQ.
"Saya tidak janjikan pada mereka, anda akan kaya dan sukses. Tapi saya bilang kalau kita kerja pasti ada hasil. Saya katakan pada mereka ini bukan Jack ma yang berikan anada kesempatan, tapi anda yang berikan kesempatan pada diri anda sendiri," ujarnya meyakinkan.
Dalam 13 tahun, usaha kecilnya berkembang hingga mampu mempekerjakan 20 ribu orang.
"Musim panas 2012, waktu itu pegawai saya ada 20 ribu dan anda bilang ada 30 orang yang percaya pada anda. Ya memang tidak ada istilah orang yang terbaik di dunia, tapi kami melatih mereka jadi yang terbaik," lanjut dia.
Uniknya lagi, Jack Ma biasanya tidak terlalu suka merekrut pekerja ahli. Baginya keahlian tersebut ada di masa lalu, sementara yang terpenting saat ini ialah kemauan untuk maju.
Lagi pula, lanjut Jack Ma, berangkat dari pengalamannya dengan Alibaba, di masa depan mesin-mesin akan mampu melakukan hal-hal yang lebih hebat dari manusia. Makanya, sebelum menutup sesi ia berpesan agar mengajarkan anak-anak keahlian yang tidak akan bisa digantikan oleh mesin
"Ke depan mesin akan melakukan lebih baik, jadi kami harus ajarkan anak-anak untuk melakukan pekerjaan yang tidak akan tergantikan oleh mesin," pungkasnya. (OL-3)
"Dilatih dengan dataset masif berisi 36 triliun token, Qwen3 menghadirkan kemajuan signifikan dalam penalaran, pemahaman instruksi, hingga tugas multibahasa,"
Qwen 2.5-Max disebut mengungguli hampir di semua aspek GPT-4o, DeepSeek-V3, dan Llama-3.1-405B.
Alibaba Cloud dan OBS memperkenalkan OBS Cloud 3.0 sebagai tulang punggung penyiaran untuk Olimpiade Paris 2024.
KIP mengabulkan permohonan sengketa informasi yang diajukan Yayasan Advokasi Hak Konstitusional (Yakin) terhadap KPU terkait kontrak antara KPU atau perwakilannya dan Alibaba Cloud
KPU telah mengambil langkah mitigasi risiko atas permohonan informasi Yakin terkait kontrak dengan Alibaba.
KONTRAK yang dijalin antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan raksasa teknologi asal Tiongkok, Alibaba, tidak serta merta menandakan adanya masalah ataupun pelanggaran hukum.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengungkapkan belum ada pengajuan formal dari Ant Group, selaku pemilik aplikasi pembayaran Alipay, kepada BI.
Pendiri raksasa teknologi asal Tiongkok, Alibaba Group, Jack Ma, dianugerahi gelar profesor kehormatan di Sekolah Bisnis Universitas Hong Kong.
Pendiri raksasa teknologi Alibaba, Jack Ma, kembali ke Tiongkok untuk membahas masa depan pendidikan berkaitan dengan teknologi Artificial intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pejabat Tiongkok membidik dugaan praktik antipersaingan oleh beberapa nama perusahaan besar negara itu, termasuk milik Ma.
Ma sedang berada di Spanyol mengikuti studi tur pertanian dan teknologi yang berkaitan dengan isu lingkungan, berdasarkan laporan mengutip sumber yang tahu jadwal Ma.
Kepemilikan harta yang mencapai 270 miliar RMB (Rp594 triliun) menjadikan CEO Alibaba Group Jack Ma dan keluarganya sebagai orang terkaya di China sepanjang 2018.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved