Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DOKTER spesialis bedah onkologi (kanker) dan doktor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Diani Kartini tidak menganjurkan pasien kanker, utamanya yang sedang menjalani pengobatan dan kemoterapi, untuk mengonsumsi obat herbal.
"Saya tidak menganjurkan (obat herbal)," tegas Diani, dikutip Kamis (7/9).
Hal itu diungkapkanya akibat banyaknya pasien kanker bahkan penyakit lainnya yang menggunakan obat alternatif herbal tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Baca juga: Ini Cara Memeriksa Gejala Kanker Kepala dan Leher Secara Mandiri
Ia menyebut meski diklaim memiliki efek antitumor, sulit untuk mengetahui seberapa besar dosis yang tepat dari obat herbal untuk masing-masing pasien, yang kondisi kesehatannya pun beragam dan tidak sama.
Selain itu, belum jelas pula efek samping hingga efek toksik yang dapat dihasilkan dari obat herbal.
Berbeda dengan herbal, resep obat yang diberikan dokter, termasuk dosisnya, telah dipersonalisasikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tiap pasien.
Baca juga: Benjolan, Gejala Kanker Payudara yang Paling Mudah Dikenali
Obat-obatan resmi yang telah beredar, menurut Diani, juga telah melalui berbagai fase pengujian.
"Kalau obat kemoterapi dari dokter itu kan ditakar, diekstrak dan dihitung, obatnya dapat memberi efek toksik setelah dosis berapa miligram. Obat resep dokter yang dikeluarkan itu juga sudah melewati banyak fase pengujian sampai akhirnya ke tubuh manusia, tidak asal diluncurkan apa lagi hanya berdasarkan testimoni pengguna," kata dia.
Lebih lanjut, Diani memberikan alasan mengapa obat herbal tidak dianjurkan dikonsumsi pasien yang tengah melakukan pengobatan medis dengan dokter.
Mengonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat dokter dapat berpengaruh pada hasil perawatan pasien, yang sangat memungkinkan hasilnya menjadi tidak baik.
"Ada saat ketika obat dokter yang diberikan menjadi tidak ampuh atau tidak memberikan respon, ini akan mempersulit dokter untuk memeriksa kembali apa itu disebabkan oleh obatnya yang kurang tepat atau karena ada intervensi dari obat herbal yang dikonsumsi," ujar Diani.
Diani mengatakan, bila seorang pasien tidak mencampur pengobatan dengan obat herbal, dokter akan dengan mudah mengetahui takaran hingga kombinasi obat dalam resep selanjutnya yang lebih tepat bagi kondisi kesehatan pasien. (Ant/Z-1)
Gejala umum radang usus merupakan diare yang hingga kini masih sulit dibedakan oleh masyarakat dengan diare biasa dengan diare yang mengarah pada radang usus.
PENYAKIT radang usus (IBD) merupakan sekelompok penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada usus kecil dan besar. Kesadaran masyarakat masih rendah terhadap penyakit radang usus.
Psikosomatis bukan berarti pasien berpura-pura sakit. Emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau trauma bisa muncul sebagai keluhan fisik nyata.
Kolesterol tinggi sering kali menjadi pemicu berbagai penyakit serius, seperti hipertensi dan penyakit jantung.
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Perlunya kolaborasi menyeluruh dalam membangun ekosistem layanan kanker payudara yang lebih manusiawi, menyentuh aspek medis, dan psikososial.
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Penelitian terbaru menunjukkan kombinasi radioterapi dan imunoterapi dapat “membangunkan” tumor paru-paru yang sebelumnya kebal pengobatan.
Banyak tantangan yang dihadapi pasien kanker anak dan keluarga, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga prasejahtera.
MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved