Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
PRESIDEN pertama dan proklamator kemerdekaan Indonesia Soekarno patut dikenang dan dirayakan semangat perjuangan dan ide-idenya, khususnya dalam hal kemerdekaan, nasionalisme dan pembangunan bangsa. Guntur Soekarno, putra sulung Soekarno, yang akrab disapa dengan mas Tok menghadirkan rangkaian peringatan Bulan Bung Karno selama bulan Juni 2025 dengan menggelar pameran foto bertajuk Gelegar Foto Nusantara (GFN) 2025 dengam tema Potret Sejarah dan Kehidupan oleh Guntur Soekarno.
Pameran foto tersebut akan merayakan tiga momentum sejarah Indonesia dan Bung Karno yaitu Hari Lahirnya Pancasila (1 Juni 1945), Hari Lahir Bung Karno (6 Juni 1901) dan Hari Meninggal Bung Karno (21 Juni 1970). Pameran foto Tok akan diselenggarakan pada 7-13 Juni 2025, pukul 09.00-19.00 WIB di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.
Pameran foto GFN merupakan pameran foto kedua yang pernah digelar Tok. Sebelumnya, pada November 1994 juga pernah digelar pameran foto Tok di Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan), Jakarta Pusat, yang secara resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Telekomunikasi Joop Ave dan dihadiri oleh ribuan pengunjung yang tidak hanya ingin mengetahui karya foto Tok, tetapi juga kenangan terhadap sosok Bung Karno sebagai pahlawan bangsa.
Berikut beberapa fakta menarik dari penyelenggaran GFN 2025:
1. Keindahan, Perspektif, dan Ekspresif
Salah satu tujuan penyelenggaraan GFN 2025 untuk menunjukkan karya keindahan, kedalaman perspektif dan ekspresi Tok melaui karya fotonya. Selain mendokumentasikan sejarah, mulai dari tokoh-tokoh dan peristiwa penting sosial, politik, ekonomi dan budaya, juga keindahan alam Indonesia, hingga kehidupan keluarga dan pribadinya, dari berbagai sudut pandang.
2. Sarat Makna
Dengan keahlian pengambilan foto, hasil jepretan Tok tidak hanya menarik secara visual tetapi juga memberikan dan mengandung makna mendalam dari potret sebuah kehidupan. Dalam setiap karyanya, Tok sangat memperhatikan detil dalam setiap komposisi pengambilan gambar untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu, baik tentang emosi, perjuangan dan kehidupan.
Pada pameran ini, juga akan menampilkan koleksi foto Tok yang menangkap momen-momen penting dalam perjalanan bangsa Indonesia, seperti upacara peringatan kemerdekaan, pertemuan dengan tokoh dunia, dan berbagai momen sejarah lainnya. Tak hanya itu, keseharian kehidupan keluarga Soekarno dan interaksinya dengan masyarakat juga diabadikan dalam karya foto Tok.
3. Foto Profil
Sejumlah tokoh penting baik di dalam negeri maupun di luar negeri, yang memiliki peran besar dalam sejarah bangsa Indonesia seperti Bung Hatta dan tokoh-tokoh lainnya, ikut diabadikan Tok dalam karyanya. Sisi emosional dan ekspresi yang kuat dalam diri para tokoh tergambar dalam foto jepretan Tok
4. Sosial Budaya
Selain objek politik, Tok juga merekam interaksi sosial budaya masyarakat Indonesia pada masanya, dan pentingnya kesatuan bangsa menghadapi berbagai tantangan dan dinamika kehidupan. Momen-momen krusial yang memengaruhi jalannya sejarah Indonesia dan perubahan-perubahan sosial politik pasca kemerdekaan juga berhasil dipotret Tok.
5. 550 Foto
Sekitar 550 foto yang dibuat Tok sejak tahun 1956-2025, dengan 10 alat foto yang pernah dimilikinya baik analog maupun digital sudah dibuat dalam kurun waktu 69 tahun. Tok sudah mulai mengabadikan setiap momen lewat kamera sejak duduk di bangku kelas enam Sekolah Rakyat (SR), dan diajak ayahnya mengikuti kunjungan kenegaraan ke Amerika dan Eropa hampir satu bulan lamanya.
Lewat kameranya yang berganti-ganti sejak hadiah naik kelas 6 SR pada 1956 yakni kamera Kodak Baby Box -hingga Olympus MD3, yang digunakannya hingga tahun 2025, Tok tidak hanya menangkap momen-momen pribadi tetapi juga perjalanan sejarah bangsa. Hasselblad, jenis kamera dengan lensa panjang yang dimilikinya karena hadiah dari Kedutaan Besar Uni Soviet, sebenarnya kamera untuk berburu, tetapi bisa digunakannya untuk memotret model dengan hasil yang cukup bagus.
6. Agenda Pameran
Pameran GFN 2025 rencananya akan dibuka oleh Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri dan dihadiri oleh sejumlah menteri dan pejabat penting lainnya. Selain karya foto Tok, akan ikut dihadirkan pula karya lukisan salah satu cucunya, Syandria yang bertemakan naturalis dan ekpresionis. Selain pameran foto juga akan diselenggarakan lokakarya (workshop) selama tiga hari, di antaranya mengenai teori fotografi, pelatihan dan praktik fotografi yang menghadirkan fotografer ternama Tanah Air seperti Darwis Triadi, M Firman Ichsan, Andi Kusnadi, dan Arbain Rambey (Kurator Foto).
7. Kegiatan Penggalangan DanaPameran ini juga menjadi bagian dari kegiatan penggalangan dana bagi kalangan yang membutuhkan seperti seniman, musisi, artis sebagai wujud kepedulian sosial yang sejalan dengan nilai-nilai perjuangan Bung Karno.
”Mengenai tujuannya, tujuannya yang pertama adalah memperingati bulan Bung Karno, bulan Juni ini. Kedua yaitu penggalangan dana untuk kalangan-kalangan wartawan, pemain band, artis, musisi, dan politisi dan lain sebagainya. Jadi begitu mereka, kita ketahui sedang sakit atau apa, mereka memberitahu kepada kita, langsung kita keluarkan bantuan, tanpa banyak prosedur-prosedur birokrasi,” ungkap Tok, saat ditemui Media Indonesia usai konferensi pers pameran GFN 2025, yang digelar di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (2/6). (M-3)
JUDUL tulisan di atas ialah tesis Bung Karno mengenai perkembangan kapitalisme dalam garis hidupnya bila dalam situasi 'niedergang' (menurun).
GUNTUR Soekarno baru saja menutup pameran fotonya bertajuk Gelegar Foto Nusantara Potret Sejarah dan Kehidupan oleh Guntur Soekarno.
JIKA kita mengikuti berita-berita dari luar negeri, khususnya mengenai perlakuan Israel terhadap Palestina, hati kita sebagai pendukung historis Palestina menjadi kesal dan mendongkol.
GUNTUR Soekarno dikenal sebagai salah satu fotografer dengan gaya pengambilan foto yang lebih cenderung menggunakan pencahayaan alami dan komposisi.
BILA kita mendengar berita dan melihat tayangan di TV hingga saat ini, gambaran penyelesaian masalah Palestina belum juga didapat, bahkan membuat kesal karena permainan cilukba dari Tel Aviv
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved