Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GALERI Nasional Indonesia resmi membuka pameran bertajuk Jejak Perlawanan “Sang Presiden 2001”, sebuah tribut untuk seniman besar Indonesia, Hardi (1951-2023).
Pameran tersebut menjadi penghormatan warisan seni rupa yang ditinggalkan oleh Hardi, yang dikenal sebagai sosok penuh keyakinan, keberanian, dan semangat perlawanan terhadap ketidakadilan.
“Kalau kita lihat ada lukisan-lukisan dari tahun 70-an, tahun 80-an. Waktu itu, kritik-kritik Hardi itu bisa dituangkan di dalam kanvas, dan juga mendapatkan atensi tentu saja dan apresiasi dari berbagai media ketika itu,” kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon usai membuka pameran tersebut di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis malam.
Menurut Menkebud Fadli, Hardi adalah seorang pemikir yang selalu menuangkan pikiran-pikirannya secara tajam di berbagai media masa nasional, media cetak terutama ketika itu.
Selain itu, Hardi juga dipandang sebagai seniman yang tidak hanya berkarya di bidang seni rupa, tetapi, juga menjelajahi berbagai bentuk ekspresi budaya dengan semangat spiritualitas yang mendalam.
Fadli menyoroti beragam karya Hardi, mulai dari seni rupa, seni instalasi dan bahkan kreasi di bidang fesyen. Selain itu, Hardi juga dikenal menciptakan karya unik seperti keris yang mencerminkan kreativitas tanpa batas.
Penanggung Jawab Unit Galeri Nasional Indonesia Jarot Mahendra menyatakan bahwa pameran tersebut bukan hanya tentang mengenang Hardi sebagai seorang seniman, tetapi, juga sebagai pribadi yang menginspirasi melalui karya-karyanya.
“Pameran ini menyumbangkan pengetahuan yang kaya, terutama untuk mengenal lebih dekat sosok Hardi, sekaligus mendapatkan inspirasi dan motivasi dari perjalanan beristirahat lebih dari itu pameran ini," kata Jarot.
Pameran itu menampilkan 78 karya Hardi, termasuk lukisan, keris, sketsa, arsip pribadi, hingga instalasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan pengalaman baru yang unik bagi pengunjung, sejalan dengan tren seni modern saat ini.
Kurator Dio Pamola merancang pameran itu untuk menghadirkan kekayaan pengetahuan sekaligus inspirasi bagi publik.
Jarot juga menekankan pentingnya pameran ini sebagai wadah edukasi, apresiasi, dan kolaborasi, dengan harapan seni rupa dapat berdampak lebih luas bagi masyarakat.
“Tentunya juga menunjukkan bahwa seni rupa tidak hanya menjadi medium ekspresi individual tetapi juga menjadi instrumen edukasi, apresiasi, kolaborasi yang berdampak bagi masyarakat luas,” kata Jarot.
Pameran yang berlangsung hingga 26 Januari 2025 itu diharapkan menjadi ruang diskusi produktif bagi pelaku seni, akademisi, masyarakat, dan media untuk mendukung kemajuan seni rupa Indonesia.
Pameran tersebut terbuka untuk umum dan menjadi kesempatan langka untuk mengenal lebih dekat perjalanan hidup dan karya-karya Hardi, sekaligus mengapresiasi seni rupa sebagai bagian penting dari kebudayaan Indonesia. (Ant/M-3)
Kegiatan ini bertujuan untuk menjadi platform seni yang inklusif, berskala nasional dan internasional, yang diselenggarakan setiap dua tahun, dan ditujukan khusus bagi anak
JUDUL tulisan di atas ialah tesis Bung Karno mengenai perkembangan kapitalisme dalam garis hidupnya bila dalam situasi 'niedergang' (menurun).
PAMERAN lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertajuk “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” di Galeri Nasional, Jakarta (19/12), batal dibuka.
Galeri Nasional Indonesia meminta maaf terkait penundaan pameran tunggal Yos Suprapto yang ditunda. Pihaknya telah mempertimbangkan faktor teknis yakni mundurnya kurator pameran.
Galeri Nasional menanggapi penundaan pameran tunggal Yos Suprapto yang dijadwalkan untuk dibuka, Kamis (19/12) akibat mundurnya kurator pameran Suwarno Wisetrotomo.
Studio Folio bukan sekadar platform pameran, tetapi sebuah ekosistem terbuka tempat kolaborasi, diskusi, dan pertukaran ide terjadi secara aktif.
Pameran ini menjadi debut pertama Iurum di Indonesia, sekaligus pameran tunggalnya yang ke-10 secara global.
Sebagai “The Home of World Class Brands”, IndoBuildTech Expo 2025 menjadi platform interaksi bisnis onsite utama bagi lebih dari 550 Exhibitors.
Grand Ballroom Vivere Hotel, Artotel Curated hadir menjadi pilihan istimewa untuk menjadi saksi awal kisah cinta yang baru dengan menghadirkan ruangan elegan dan hangat.
Pameran Artjog, lanjut Irene, juga mencoba melampaui tujuan komersial semata dengan visi yang lebih luas, yaitu memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Lokapasar khusus produk rumah tangga dan gaya hidup atau home and living, Renos, menggelar Renos Fair 2025 berkolaborasi dengan Semasa Piknik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved