Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pameran Kids Biennale 2025 Hadir di Galeri Nasional Indonesia dengan Tema "Tumbuh Tanpa Takut"

Muhammad Ghifari A
03/7/2025 22:28
Pameran Kids Biennale 2025 Hadir di Galeri Nasional Indonesia dengan Tema
Direktur Kids Biennale Indonesia, Gie Sanjaya(MI/Ghifari)

KIDS Biennale Indonesia berkolaborasi dengan Museum dan Cagar Budaya dari Galeri Nasional Indonesia, di bawah Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Acara pertama Kids Biennale akan berlangsung dari tanggal 3 hingga 31 Juli 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk menjadi platform seni yang inklusif, berskala nasional dan internasional, yang diselenggarakan setiap dua tahun, dan ditujukan khusus bagi anak-anak dan remaja berusia antara 6 hingga 17 tahun, serta individu berkebutuhan khusus hingga usia 22 tahun.

Kids Biennale 2025 hadir untuk memberikan ruang bagi anak-anak dan remaja untuk berkreativitas, mengekspresikan gagasan, merespons masalah sosial, serta mengembangkan rasa empati, keterampilan analitis, dan karakter melalui seni dan budaya.

Pameran seni yang meliputi berbagai disiplin ini merupakan pencapaian penting dalam dunia seni rupa di Indonesia.

"Setelah menjalankan program Road to Kids Biennale selama dua tahun berturut-turut, yaitu pada 2023 dengan tema ‘Speak Up: Kekerasan Seksual Terhadap Anak’ dan 2024 dengan tema ‘Speak Up: Bullying and Intolerance’, tahun 2025 ini Kids Biennale Indonesia mengangkat tema ‘Tumbuh Tanpa Takut’," ujar Direktur Kids Biennale Indonesia, Gie Sanjaya, Kamis (3/7).

Ia mengungkapkan, "Tumbuh Tanpa Takut" berfungsi sebagai medium bagi perlawanan dan pemberdayaan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk anak-anak dan remaja, dengan penekanan pada penghapusan kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi.

Seni dipahami secara global sebagai sebuah bahasa dan cara untuk menyoroti serta mengadvokasi isu-isu kemanusiaan yang mendesak, juga menawarkan harapan dan solusi.

Pameran Kids Biennale 2025 yang bertema “Tumbuh Tanpa Takut” dirancang untuk meningkatkan kesadaran, menyulut dialog, dan menginspirasi tindakan nyata bagi anak-anak dan remaja.

“Tema ‘Tumbuh Tanpa Takut’ diharapkan dapat membawa anak-anak dan remaja ke dalam pusat diskusi sosial melalui seni. Setiap karya dalam pameran ini tidak hanya hasil dari kreativitas mereka, tetapi juga mencerminkan pengalaman, harapan, dan kekuatan mereka,” tambah Gie.

Pada penyelenggaraan pertama ini, Kids Biennale telah menerima 1. 026 karya, di mana 142 di antaranya berhasil dikurasi baik dari individu maupun kolektif. Karya-karya terpilih ini akan dipamerkan bersama tiga seniman unggul Indonesia: Darren Chandra (ABK) dari Bogor, Reexp dari Bandung, dan M. Alwi dari Banda Neira.

Kids Biennale Indonesia menempatkan kegiatan mereka pada konsep Tiga Serangkai Filosofi Ki Hajar Dewantara: Cipta (kreativitas), Rasa (perasaan/emosi), dan Karsa (kehendak/tindakan).

Cipta menjadi fondasi pendidikan seni yang mengintegrasikan dan mengembangkan daya cipta sebagai akar kecerdasan manusia. Rasa melengkapi kemampuan untuk merasakan, memahami, dan menikmati emosi. Karsa diyakini sebagai hasil dari imajinasi dalam membangun budi pekerti yang baik.

Ki Hajar Dewantara sangat percaya bahwa seni dapat memperbaiki budi pekerti dan meningkatkan rasa kemanusiaan. Baginya, seni bukan hanya hiburan, melainkan juga alat pendidikan yang sangat penting untuk membentuk karakter bangsa.

Gie menegaskan bahwa Kids Biennale Indonesia bukan hanya sekedar pameran, tetapi juga merupakan gerakan sosial untuk membentuk generasi yang kritis, kreatif, dan berdaya melalui seni.

“Kami berharap dalam dua tahun ke depan Kids Biennale bisa merambah ke tingkat internasional. Warisan ini bukan hanya sekedar agenda seni dua tahunan, namun juga gerakan kultural yang menanamkan nilai berharga: bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, berhak untuk berkarya, didengar, dan dihargai,” harapnya.

Dengan menggabungkan seni, pembelajaran, dan keberagaman dalam lingkungan yang aman dan inklusif, Kids Biennale Indonesia bertekad untuk meninggalkan dampak jangka panjang dalam pengembangan karakter anak-anak di Indonesia dan di seluruh dunia.

"Ini lebih dari sekadar pameran; ini adalah tentang mewariskan nilai-nilai keberanian, empati, dan kesetaraan kepada generasi yang akan datang," katanya.

Melalui inisiatif ini, diharapkan dapat terbentuk ekosistem kreatif yang berkelanjutan di sekolah-sekolah, komunitas, keluarga, dan ruang publik, agar anak-anak Indonesia dan seluruh dunia dapat terus berkembang serta menghadirkan perubahan positif untuk lingkungan mereka.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya