Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Ada Kemungkinan Inti Bumi Bocor, Ini Penjelasan dari Ilmuwan

Nike Amelia Sari
11/12/2024 19:40
Ada Kemungkinan Inti Bumi Bocor, Ini Penjelasan dari Ilmuwan
Bumi(Dok.Freepik)

 

BUMI memiliki sejumlah lapisan dengan struktur yang unik. Salah satu lapisan bumi ialah inti bumi, yang merupakan pusat bumi yang sangat panas dan padat. 

Logam berat seperti besi dan nikel menjadi sebagian besar komposisi kimia inti bumi. Bola logam padat tersebut dikelilingi oleh lapisan besi cair dan nikel yang bergerak secara cepat.

Inti bumi tersebut terbagi menjadi dua lapisan utama, yakni inti dalam dan inti luar. Inti dalam memiliki radius sekitar 1.220 kilometer. Selain itu, inti bumi bersifat padat akibat tekanan ekstrem. Sementara itu, inti luar memiliki ketebalan sekitar 2.300 kilometer hingga berada dalam keadaan cair.

Sekitar 85% dari inti luar dan 90% dari inti dalam bumi ialah besi, sementara untuk nikel merupakan sebagian besar komponen sisanya. Logam-logam berat tersebut di inti bumi menghasilkan sifat magnetik pada pusat planet lewat proses dinamo geodinamika, yang dihasilkan oleh pergerakan besi cair di inti luar.

Sehingga proses tersebut menciptakan medan magnet Bumi yang bisa melindungi planet dari radiasi kosmik berbahaya hingga angin matahari. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience pada 2020 mengungkapkan isotop besi dari inti bumi mungkin bocor atau merembes ke lapisan geologi berikutnya.

Mantel berbatu yang berada pada kedalaman sekitar 2.900 kilometer di bawah permukaan Bumi merupakan lapisan yang dimaksud. Dikarenakan kedalaman dan suhu ekstremnya, sehingga untuk mendapatkan sampel mantel bumi yang sangat dalam tidak mudah.

Para ilmuwan memperoleh temuan lewat eksperimen laboratorium dan pemodelan geodinamik, seperti dilansir dari situs IFL Science, Selasa (10/12). Para ilmuwan melakukan percobaan tersebut untuk memahami bagaimana cairan paduan besi bereaksi pada suhu sangat tinggi, sekitar 2.000°C, dan tekanan luar biasa kuat, mirip dengan kondisi interior Bumi.

Eksperimen itu menunjukkan bagaimana isotop besi bermigrasi berdasarkan gradien suhu, di mana isotop yang lebih berat cenderung berpindah ke daerah yang lebih dingin. Hal ini mengakibatkan material inti logam menyusup ke bagian mantel paling bawah, sebuah fenomena yang memberikan petunjuk tentang dinamika material di dalam Bumi.

Beragam Pergerakan

Kebocoran inti Bumi nyatanya bukan menjadi satu-satunya aktivitas dinamis di bagian dalam Bumi. Sama seperti material yang cenderung bergerak dari inti ke luar,  material lain ternyata juga mengalami pergerakan dari permukaan ke kedalaman yang lebih rendah.

Para peneliti pun menemukan bahwa air dari permukaan bumi terdorong ke dalam mantel akibat aktivitas pergeseran lempeng tektonik. Sebuah penelitian pada 2014 mengungkapkan zona transisi mantel, yang terletak pada kedalaman sekitar 410 hingga 660 kilometer, mengandung lapisan tebal yang kaya akan ringwoodite.

Keberadaan ringwoodite memberikan indikasi jika terdapat banyak air yang tersimpan di zona transisi mantel.

Ringwoodite merupakan mineral yang terbentuk di dalam mantel Bumi di bawah suhu dan tekanan tinggi. Mineral tersebut memiliki warna biru cerah dan bisa menyimpan air di dalam strukturnya, tetapi bukan dalam bentuk cair, gas, atau padat. Sementara itu, air di dalam ringwoodite terperangkap dalam bentuk ion hidrogen yang berikatan dalam struktur kristalnya. 

Para ilmuwan memperkirakan jika hanya 1 persen batuan di zona ini mengandung air, sehingga jumlahnya bisa setara dengan 3x lipat jumlah air di seluruh lautan Bumi. Dalam artian bahwa sebagian besar air di Bumi mungkin terperangkap di dalam mantel, terkunci dalam mineral seperti ringwoodite.

Penemuan dari ilmuwan tersebut tidak hanya mengubah pemahaman tentang distribusi air di bumi, melainkan juga membantu menjelaskan siklus air dalam skala geologis dan bagaimana air berinteraksi dengan aktivitas lempeng tektonik hingga proses internal planet ini. (M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik