Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Serangan Rasis terhadap Aya Nakamura Ujian bagi Penyelenggara Olimpiade Paris

Adiyanto
16/3/2024 10:51
Serangan Rasis terhadap Aya Nakamura Ujian bagi Penyelenggara Olimpiade Paris
Penyanyi Prancis Aya Nakamura( JOEL SAGET / AFP)

Bintang pop Prancis Aya Nakamara dikabarkan akan tampil menyanyi pada upacara pembukaan Olimpiade Paris. Hal ini memicu serangkaian serangan dari kelompok sayap kanan Prancis. Mereka mempertanyakan kemampuan negara tuan rumah untuk mengapresiasi bakat-bakat terkenal secara global, yang justru muncul dari pinggiran kota yang terabaikan dengan populasi imigran yang besar.

Intinya, sejumlah anggota sayap kanan Prancis menganggap Nakamura tidak layak mewakili Prancis. Argumen mereka yang terkadang rasis malah memicu kemarahan dan kebingungan, sehingga menyebabkan para menteri terlibat dalam perdebatan yang tidak ada hubungannya dengan musik.

“Jika ini tentang musik, kita bahkan tidak akan berdebat – Nakamura adalah bintang pop terbesar di Prancis, titik,” kata Olivier Cachin, jurnalis musik terkemuka yang termasuk orang pertama yang berbicara di media sosial untuk membela penyanyi tersebut.

“Tapi ini bukan tentang musik. Ini tentang warna kulitnya. Ini rasisme murni dan sederhana itu. Anda bisa menjadi rasis tapi seharusnya tidak tuli,” sindirnya.

Nakamura, 28, telah menjadi superstar dunia untuk lagu-lagu hits seperti “Djadja”, yang telah ditonton hampir satu miliar di YouTube saja. Di panggung internasional, ia adalah penyanyi wanita Prancis paling populer sejak menyanyikan ulang “La vie en rose”. Prestasi ini amat langka bagi artis Prancis yang lagu-lagunya dapat menjangkau jauh ke negara-negara yang tidak berbahasa Prancis. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya