Ilmuwan di Brasil Kembangkan Racun Laba-laba Pisang untuk Pengobatan Disfungsi Ereksi

Adiyanto
29/9/2023 10:00

Tiga dekade yang lalu, para peneliti Brasil mulai mempelajari efek samping yang aneh dari gigitan laba-laba pisang: racun tersebut menyebabkan korbannya menderita priapisme, ereksi yang menyakitkan dan terus-menerus.

Para ilmuwan lalu terinspirasi untuk mengembangkan molekul sintetis menggunakan beberapa sifat racun laba-laba untuk membuat gel guna mengobati disfungsi ereksi, yang kini sedang menjalani uji klinis yang menjanjikan.

Memiliki rambut coklat tebal dan dengan ukuran maksimum hingga 15 sentimeter (enam inci), laba-laba pisang yang memiliki nama ilmiah arakhnida adalah salah satu yang paling beracun di dunia.

Ia ditemukan di beberapa negara Amerika Selatan, dan dijuluki karena keberadaannya yang umum di perkebunan pisang, namun ia juga disebut "laba-laba pengembara" atau "laba-laba bersenjata".

Di negara bagian Minas Gerais di Brasil tenggara, serangga ini ditemukan di daerah pedesaan serta pusat kota.

Di Ezequiel Dias Foundation (FUNED), sebuah pusat penelitian medis di ibu kota negara bagian Belo Horizonte, seorang ahli biologi dengan hati-hati mengambil salah satu laba-laba dengan pinset dan menstimulasi taringnya untuk mendapatkan beberapa tetes bisa (racun).

FUNED kemudian mengirimkan racunnya ke Universitas Federal Minas Gerais (UFMG) yang telah meneliti komponen mana yang dapat direplikasi untuk mengobati disfungsi ereksi, yang mempengaruhi puluhan juta pria di seluruh dunia.

“Racunnya hanya digunakan untuk mempelajari sifat molekul penyebab priapisme pada korban gigitan, “ kata Maria Elena de Lima, peneliti UFMG.

Perusahaan bioteknologi Brasil, Biozeus, telah membeli paten untuk molekul tersebut.

“Perusahaan itu ingin menjualnya dalam bentuk salep, yang akan dioleskan pada penis bila diperlukan, sehingga menghasilkan ereksi dalam beberapa menit,” kata de Lima.

Molekul tersebut memicu pelepasan oksida nitrat, yang penting untuk ereksi karena meningkatkan sirkulasi darah dan memungkinkan pembuluh darah melebar.(AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya