Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Cuaca panas ekstrem telah mendominasi berita utama dalam beberapa pekan terakhir, mulai dari ‘kubah panas’ yang melingkupi sebagian besar Eropa, hingga kebakaran hutan yang terjadi di Yunani, Spanyol, Kanada, dan Hawai, serta melonjaknya suhu di tengah musim dingin di Amerika Selatan.
Di tengah kondisi ini, seorang peneliti PBB memperingatkan kondisi ini bakal semakin intens dan berlangsung lama lantaran perubahan iklim. Di beberapa wilayah kondisi ini bahkan akan segera melanda sepanjang tahun.
“Ini adalah konsekuensi paling cepat dari pemanasan global yang kita lihat dalam sistem cuaca,” kata John Nairn, penasihat senior di Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB, kepada AFP dalam sebuah wawancara, Rabu (23/8).
“Masyarakat terlalu santai melihat tanda-tanda itu. Ilmu pengetahuan telah menyatakan bahwa hal ini akan terjadi dan tidak akan berhenti. Kondisi semacam ini bakal lebih intens dan lebih sering," imbuhnya.
Salah satu alasannya, jelas dia, pemanasan global tampaknya menyebabkan melemahnya aliran ‘jet global’ -- udara yang mengalir tinggi di atmosfer bumi. Menurut Naim ketika aliran ini menjadi lebih lambat dan lebih bergelombang, hal ini memungkinkan sistem cuaca untuk "terparkir" di satu tempat lebih lama.
“Kita bisa mendapatkan situasi musim panas di mana terjadi gelombang panas yang terus-menerus, dan panas terus bertambah karena gelombang (panas) ini tidak bergerak,” kata Nairn.
“Perlambatan dan berhentinya pola cuaca membuat kita terjebak sehingga Amerika Utara, sebagian Samudera Atlantik, Eropa, dan Asia secara bersamaan berada di puncak (gelombang) dan terjebak dalam kondisi cuaca panas seperti ini.”
Gelombang panas merupakan salah satu bencana alam yang paling mematikan. Ratusan ribu orang meninggal setiap tahunnya lantaran penyakit yang disebabkan cuaca ekstrem ini yang sebenarnya dapat dicegah. (M-3)
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Studi Nature ungkap pemanasan global tingkatkan fotosintesis darat, tapi lemahkan produktivitas laut. Hal itu berdampak pada iklim dan rantai makanan global.
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menyerahkan 23.171 pohon trembesi untuk menghijaukan dua ruas jalan tol di wilayah Bakauheni-Palembang.
Sementara sapi yang mengonsumsi rumput memiliki lebih banyak asam lemak omega-3 dan asam laktat. Kandungan ini penting bagi kesehatan jantung dan sistem pencernaan.
Greenhouse Mangrove bertujuan untuk meningkatkan literasi publik mengenai pentingnya ekosistem mangrove dalam menjaga lingkungan pesisir.
Riset terbaru mengungkap pemanasan global membuat ribuan meteorit tenggelam di bawah es Antartika setiap tahun.
Komitmen terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan harus ditegakkan secara konsisten demi menjawab ancaman serius akibat pemanasan global.
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved