Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Sebuah studi global memperingatkan penangkapan ikan yang berlebihan mendorong hiu terumbu karang menuju kepunahan. Kondisi ini menandakan bahaya yang jauh lebih besar bagi makhluk pemangsa laut itu daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Menurut para peneliti keberadaan hiu karang penting bagi manusia karena spesies ini bertindak sebagai pengelola ekosistem laut. Ia menjaga rantai makanan tetap seimbang yang menjadi tempat bergantung ratusan juta orang.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science, pada Kamis (15/5) ini, merupakan hasil dari proyek Global FinPrint, yang mengumpulkan lebih dari 22.000 jam rekaman video dari terumbu karang di seluruh Afrika, Timur Tengah, Asia, Australasia, dan Amerika.
Sebuah tim yang terdiri lebih dari 100 ilmuwan itu menemukan bahwa lima spesies hiu terumbu karang yang paling umum menurun 70% hingga 60%.
Data penipisan terumbu karang yang diteliti berasal dari model komputer yang memerkirakan seperti apa jumlah hiu tanpa tekanan manusia. Hiu itu ternyata sama sekali tidak ada di 14% terumbu karang yang pernah didokumentasikan sebelumnya.
Penulis utama Colin Simpfendorfer dari James Cook University dan University of Tasmania mengatakan kepada AFP bahwa sebelum penelitian, hiu terumbu karang (tidak seperti sepupu mereka yang lebih besar yang tinggal di lautan dalam), tidak dianggap buruk.
Rantai makanan
Temuan mengenai populasi hiu karang ini akan membantu memperbarui daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebagai spesies yang memenuhi syarat berstatus "terancam punah", dan menjadi sebuah langkah penting menuju tindakan konservasi.
Simpfendorfer menambahkan bahwa faktor terbesar dalam penurunan populasi hiu tersebut adalah penangkapan ikan yang berlebihan, baik yang menargetkan hiu untuk diambil sirip dan dagingnya, maupun secara tidak sengaja membunuh mereka sebagai hasil tangkapan sampingan.
Dari segi dampak, hilangnya hiu itu menyebabkan efek gangguan pada rantai makanan. Mangsa yang mereka makan bertambah jumlahnya, tetapi tingkat berikutnya menurun, dan seterusnya sehingga menciptakan gangguan yang membahayakan ketahanan pangan manusia.
Hiu karang juga mengendalikan herbivora. Ketika herbivora menjadi makin banyak, mereka memakan lebih banyak alga, yang menjebak karbon untuk digunakan dalam fotosintesis.
“Penyerapan karbon di terumbu karang tanpa hiu akan jauh lebih rendah daripada ketika ada ikan tersebut,” ujar Simpfendorfer. “Itu artinya ada dampak terhadap pemanasan global.”
Titik Harapan
Pendanaan untuk proyek ini berasal dari Yayasan Keluarga Paul G. Allen, yang juga menadanai penelitian untuk sensus gajah di Afrika.
Dalam studi tentang hiu karang ini, para ilmuwan menggunakan stasiun video bawah air jarak jauh (BRUVS) berumpan. Kamera dengan sejumlah kecil ikan yang digantung untuk menarik dan mengamati hiu.
Secara total, mereka mensurvei 391 terumbu karang di 67 negara dan wilayah menggunakan 22.756 kamera -- menghasilkan rekaman video mentah, yang dikumpulkan selama tiga tahun.
Tim penelti menemukan terumbu karang dengan populasi hiu yang lebih sehat cenderung berada di negara berpenghasilan tinggi dengan peraturan yang lebih ketat. Sementara negara berpenghasilan rendah umumnya memiliki terumbu karang yang lebih buruk.
Namun tim juga menemukan ‘titik harapan’ tertentu di negara berkembang, seperti Pulau Sipadan di Malaysia dan Karang Mercusuar di Belize."Di dalam dan di sekitar perairan mereka, hal-hal cukup terkuras - tetapi di daerah di mana Anda memiliki KKP (kawasan perlindungan laut) yang kuat dan cara yang sangat baik untuk menegakkan aturannya, Anda memiliki populasi hiu yang banyak," kata rekan penulis Michael Heithaus dari Florida International University kepada AFP.
Kondisi ini, kata dia, menawarkan harapan bahwa daerah yang sangat terkuras dapat dihuni kembali selama populasinya masih utuh dan program pengelolaan yang hati-hati tetap dipatuhi. (M-3)
Studi terbaru mengungkap megalodon, hiu purba raksasa yang menguasai lautan jutaan tahun lalu, bisa mencapai panjang hingga 24,3 meter.
Bayi hiu swell bernama Yoko yang lahir di akuarium Shreveport, Louisiana, tanpa keberadaan hiu jantan selama lebih dari tiga tahun.
Para ilmuwan menemukan spesies hiu dogfish berkulit kasar (Centroscymnus owstonii) di kedalaman 1.054 meter di Laut Karibia.
Berikut hewan-hewan yang memiliki umur panjang. Sebagian besar hewan itu memiliki kemampuan untuk menunda atau bahkan menghentikan proses penuaan.
Jika megalodon, hiu raksasa prasejarah yang hidup sekitar 23 hingga 3,6 juta tahun lalu, masih hidup di Bumi, beberapa skenario menarik dapat terjadi, baik dari segi ekologi maupun
Sangat jarang menemukan bukti adanya dua predator dalam satu spesimen.
Terumbu karang berbahan terak yang telah disebarkan telah sukses menjadi rumah bagi pertumbuhan karang alami sedikitnya 1,3 hingga 8,65 cm.
Pupuk Kaltim memperkuat upaya pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, melalui program konservasi terumbu karang serta konservasi tanaman mangrove.
Modul paranje, yang berbentuk seperti kurangan ayam, merupakan kolokasi habitat (sharing) atau tempat hidup bersama ikan dan karang.
Peristiwa pemutihan karang global keempat sejak 1998 kini berdampak pada 84% terumbu karang dunia, menjadikannya yang paling parah dalam sejarah.
Upaya menjaga kelestarian kawasan konservasi Gili Matra ini tidak hanya bergantung pada masyarakat setempat, tetapi juga hasil dari sinergi dengan berbagai pihak, termasuk BRI.
Pembuatan paranje transplantasi terumbu karang ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memulihkan dan melestarikan ekosistem laut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved