Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Setiap orang pernah merasa tidak terhormat, tidak berharga, atau tidak pantas. Semua perasaan itu terkait dengan satu emosi yang kuat yaitu rasa malu. Rasa malu dapat memberikan dampak positif, seperti lebih mengintrospeksi diri akan kekurangan dan belajar untuk memperbaiki diri.
Namun, ketika rasa malu juga bisa menjadi bermasalah dan dapat memengaruhi perkembangan diri, dan kita mungkin mulai menilai diri sendiri dengan buruk. Kritik batin terus-menerus ini dapat membuat Anda merasa seperti orang jahat atau tidak berharga.
Pertanyaannya, situasi atau faktor apa yang membuat kita merasa malu pada diri sendiri secara berlebihan? Menurut para psikologi, ada lima faktor yang menyebabkan rasa malu kronis, seperti dilansir dari situs kesehatan mental, Calm Sage, Selasa (13/6).
1. Kesadaran diri
Kesadaran diri adalah salah satu faktor penting karena sadar akan penilaian kita. Anda merasa bahwa Anda berada dalam "sorotan" dan apa pun yang Anda lakukan akan selalu dianggap "salah" karena norma masyarakat.
Misalnya, Anda menghadiri pesta kantor, semua orang berpakaian santai dan Anda memutuskan untuk mengenakan sesuatu yang mencerminkan kepribadian Anda, kritik batin Anda akan segera diaktifkan dan Anda akan merasa semua orang menilai Anda.
2.Menyalahkan diri sendiri
Menyalahkan diri sendiri muncul ketika kita mulai membuat keputusan yang terlihat baik bagi kita tetapi tidak bagi banyak orang. Saat kita mulai menyalahkan diri sendiri, kita cenderung merasa bersalah dan malu.
Misalnya, Anda mencoba memulai hubungan baru dan Anda salah menilai sifat negatifnya, kemudian Anda akan merasa bersalah atau malu karena tidak berfokus pada tanda bahaya atau red flags yang ternyata sudah terlihat sejak awal memulai hubungan.
3. Harga diri
Harga diri adalah sifat yang meningkatkan keunikan kita dan memperlihatkan diri kita yang sebenarnya. Ketika seseorang mengalami situasi yang buruk, mereka cenderung menyalahkan diri sendiri dengan buruk, dan dalam beberapa situasi, ini menjadi lebih sering dan berulang.
4. Standar
Tindakan, perasaan, dan pikiran kita sepenuhnya didasarkan pada standar atau norma sosial kita. Ketika faktor-faktor ini terpengaruh, kita cenderung mengalami rasa malu dan bersalah.
5. Sifat pribadi
Pada sebuah momen tertentu, orang yang sadar akan tindakan, perilaku, gerakan, dan segalanya pada dirinya sendiri, mereka cenderung malu.
Namun, yang harus diingat, rasa malu dan rasa bersalah adalah dua istilah berbeda dengan arti berbeda. Sebab itu, Anda tidak boleh menyamakan kedua perasaan ini. Rasa malu dialami ketika seseorang menyampaikan kritik terhadap karakter Anda. Sedangkan rasa bersalah dialami saat Anda melakukan sesuatu di masa lalu yang menghantui Anda.
Selain itu, rasa malu tidak dapat diterima oleh sebagian orang dan dapat memiliki berbagai efek kesehatan mental jangka panjang. Sementara itu, rasa bersalah membuat Anda merasa kurang berharga atau tertekan karena terus membawa Anda ke masa lalu.
Perbedaan lainnya, rasa malu dapat menyebabkan perasaan tidak berharga, tidak pantas, dan banyak lagi. Sedangan, rasa bersalah lebih tentang menjadi salah sebagai pribadi. (M-3)
Perilaku menyimpang tidak semata-mata merupakan bentuk kenakalan, melainkan "sinyal" dari ketidakseimbangan dalam ekosistem kehidupan anak.
Meskipun pertanyaan soal kapan hamil terlihat sederhana, tetapi tidak bisa dipungkiri ada beberapa perempuan yang tersinggung. Ini cara menanggapinya menurut psikolog.
Orang yang melakukan flexing biasanya ingin terlihat sukses dari apa yang dia miliki untuk membangun citra orang terhadap dirinya atau agar dia mendapat pengakuan dari komunitasnya.
SEJUMLAH anak tampak kerap memegang genital atau alat kelaminnya sehingga tak jarang orangtua merasa khawatir melihat kebiasaan tersebut. Ini penyebabnya kata psikolog.
Tawuran merupakan suatu pelampiasan yang dilakukan remaja karena kurangnya kegiatan yang bermakna pada keseharian mereka.
Psikolog Klinis dari Universitas Indonesia Teresa Indira Andani mengatakan sebaiknya anak diberikan bimbingan dari orangtua soal manfaat dan risiko media sosial ketimbang melarangnya
Merasa seperti sedang diawasi meski sendirian? Pelajari penyebab ilmiah dan pentingnya intervensi dini untuk menjaga kesehatan mental.
Program Mental Ease at Workplaces menjadi komitmen jangka panjang Otsuka Group dalam bidang keberlanjutan sumber daya manusia dan kesejahteraan karyawan.
Banyak yang percaya posisi tidur mencerminkan kondisi emosional atau mental seseorang. Namun, benarkah demikian?
Kesehatan mental yang baik berawal dari kebiasaan kecil, termasuk apa yang Anda konsumsi setiap hari. Tahukah Anda bahwa makanan tertentu mampu meningkatkan mood secara alami?
Ketika anak terlalu sering melihat konten negatif yang muncul seperti kekerasan mereka bisa menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa atau wajar.
PENELITIAN terbaru memperingatkan diet rendah kalori dapat memicu depresi. Pria disebut lebih rentan terhadap efek negatif dari pembatasan makan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved