Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Misi Manusia Mencari Koloni Baru Diperluas hingga ke Jupiter

Adiyanto
12/4/2023 12:04
Misi Manusia Mencari Koloni Baru Diperluas hingga ke Jupiter
Grafis misi badan antariksa Eropa (ESA) mengeksplorasi bulan yang ada di Planet Jupiter(AFP)

Tidak hanya ke Planet Mars, manusia hingga kini terus mengeksplorasi untuk mencari kehidupan atau koloni baru selain di Bumi. Sebuah babak baru terkait hal ini dimulai pada Kamis (13/4) saat pesawat ruang angkasa JUICE milik badan ruang angkasa Eropa (ESA), diluncurkan dalam misi untuk menyelidiki bulan es di Planet Jupiter.  JUICE sendiri merupakan singkatan dari Jupiter Icy Moons Explorer.

Pertama kali ditemukan oleh astronom Italia Galileo Galilei lebih dari 400 tahun yang lalu, bulan-bulan yang tertutup es ini sangat jauh dari Matahari sehingga mereka dianggap sebagai kandidat yang mungkin menjadi tempat kehidupan selain Bumi.

“Sejauh ini zona layak huni Tata Surya diperkirakan berakhir di Mars,” kata ahli astrofisika Prancis Athena Coustenis, salah satu pemimpin ilmiah misi JUICE Badan Antariksa Eropa (ESA), kepada AFP.

Tetapi,  penyelidikan NASA (Badan Penerbangan Luar Angkasa AS) ke Jupiter pada tahun 1995 dan perjalanan pesawat ruang angkasa Cassini yang lebih baru ke Saturnus, menyebabkan para ilmuwan memperluas wawasan mereka.

Planet-planet gas raksasa itu sendiri benar-benar dikesampingkan, tetapi bulan-bulan es mereka , khususnya Europa dan Ganymede di Jupiter, serta Enceladus dan Titan di Saturnus, menawarkan harapan baru akan adanya kehidupan di dekatnya.

Di bawah permukaan es mereka dianggap ada lautan air yang luas, bahan penting bagi kehidupan seperti yang kita kenal selama ini.

Nicolas Altobelli, seorang ilmuwan proyek JUICE di ESA, mengatakan “Ini akan menjadi pertama kalinya kami menjelajahi habitat di luar garis beku antara Mars dan Jupiter. Di luar garis itu, suhu anjlok dan air tidak bisa lagi ada di permukaan.”

Samudra raksasa

Misi Jupiter Icy Moons Explorer ini diluncurkan dari pangkalan antariksa Eropa di Kourou, Guyana Prancis pada Kamis besok. Misi ini akan berlangsung selama delapan tahun. Pada Juli 2031, pesawat ini  akan memasuki orbit Jupiter, untuk menyelidiki Ganymede, Europa, dan sesama bulan es Callisto.

Kemudian, pada tahun 2034, JUICE akan memasuki orbit Ganymede, pertama kali sebuah pesawat ruang angkasa melakukannya di sekitar bulan selain bulan di planet kita.

Selain merupakan bulan terbesar di Tata Surya, Ganymede juga satu-satunya yang memiliki medan magnetnya sendiri, yang melindunginya dari radiasi berbahaya. Kondisi itu hanyalah salah satu dari beberapa tanda bahwa laut tersembunyi Ganymede dapat menyediakan lingkungan yang stabil bagi kehidupan.

Tidak seperti misi serupa ke Mars yang berfokus pada menemukan tanda-tanda kehidupan purba yang telah lama punah, para ilmuwan berharap bulan es Jupiter akan tetap menjadi rumah bagi organisme hidup, meski hanya berukuran kecil atau bersel tunggal.

Kelayakhunian seperti itu membutuhkan sumber listrik. Karena kekurangan energi dari Matahari, bulan malah bisa memanfaatkan gravitasi yang diberikan Jupiter pada satelitnya. Gaya tersebut menciptakan proses yang disebut pemanasan pasang surut, yang menghangatkan bagian dalam bulan dan membuat airnya tetap cair.

“Samudra raksasa di Ganymede terperangkap di antara dua lapisan es tebal puluhan kilometer di bawah permukaan,” kata Carole Larigauderie, kepala proyek JUICE di badan antariksa Prancis CNES. "Di Bumi, kita masih menemukan bentuk kehidupan di dasar tanah atau laut," tambahnya.

Mikroba kecil seperti bakteri dan archaea telah ditemukan mampu bertahan hidup di Bumi tanpa sinar matahari, meningkatkan harapan bahwa kehidupan di tempat lain juga dapat melakukan hal yang sama. Seperti halnya air dan energi, kehidupan membutuhkan nutrisi.

"Pertanyaan besarnya adalah apakah lautan Ganymede mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan,” kata Coustenis. “Lautan harus mampu menyerap nutrisi dari apapun yang jatuh di permukaan bulan, misalnya, yang pada akhirnya akan larut ke dalam air,” tambahnya.

Rangkaian instrumen JUICE akan menyelidiki lautan Ganymede untuk menentukan kedalaman, jaraknya dari permukaan, dan mudah-mudahan, juga komposisinya.

Misi untuk menyelidiki sejumlah bulan di Jupiter ini berbiaya 1,6 miliar euro (US$ 1,7miliar). Namun, JUICE bukan satu-satunya pesawat ruang angkasa yang menyelidiki di sekitar Jupiter. Misi Clipper milik NASA juga dijadwalkan diluncurkan pada Oktober tahun depan.

“Jika satu - atau lebih - bulan Jupiter memiliki prasyarat untuk menampung kehidupan, langkah logis selanjutnya adalah mengirim misi untuk mendarat di permukaannya,” kata Cyril Cavel, manajer proyek JUICE di pabrikan Airbus. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya