Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PESAWAT luar angkasa New Horizons milik NASA terus mencetak sejarah dalam eksplorasi tata surya. Setelah melakukan flyby bersejarah di Pluto pada Juli 2015, wahana ini melanjutkan perjalanannya melintasi objek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Object/KBO) Arrokoth pada 1 Januari 2019. Daerah ini dipenuhi dunia es yang merupakan sisa pembentukan tata surya.
Kini, peluang eksplorasi lebih lanjut masih terbuka bagi New Horizons. Wahana ini sedang dalam perjalanan menuju heliosfer luar, area di mana pengaruh matahari melemah dan lingkungan antarbintang mulai mengambil alih. Data yang dikumpulkan menjadi aset berharga bagi komunitas ilmiah dalam memahami batas tata surya kita.
Laporan Akademi Nasional AS menyoroti pentingnya mempertahankan penerimaan data dari New Horizons dan Voyager—dua wahana yang memberikan wawasan langsung tentang lingkungan heliosfer luar dan ruang antarbintang. Menurut Alan Stern, Peneliti Utama New Horizons dari Southwest Research Institute, laporan ini menegaskan betapa pentingnya sains yang dikumpulkan wahana ini.
Saat ini, New Horizons tengah bersiap melewati "termination shock"—area di mana angin matahari yang supersonik melambat akibat bertabrakan dengan medium antarbintang. Namun, waktu pasti peristiwa ini masih belum dapat diprediksi dan diperkirakan terjadi paling cepat pada 2027.
Meskipun wahana ini tetap dalam kondisi sempurna, tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan bahan bakar. Setiap manuver harus direncanakan dengan cermat untuk menghemat bahan bakar yang tersisa, sehingga peluang melakukan flyby objek KBO baru sangat bergantung pada bantuan observatorium berbasis di Bumi, seperti Observatorium Vera C. Rubin yang segera beroperasi.
Menurut Stern, jika observatorium ini menemukan KBO yang berada di jalur New Horizons, peluang flyby akan meningkat. Namun, pencarian ini diibaratkan seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
Salah satu pencapaian terbesar New Horizons ke depan adalah pengukuran pertama terhadap pickup ions—ion yang berperan dalam transfer energi di termination shock. Dengan instrumen canggih seperti SWAP (Solar Wind Around Pluto) dan PEPSSI (Pluto Energetic Particle Spectrometer Science Investigation), wahana ini akan memberikan wawasan yang belum pernah diperoleh sebelumnya.
Tim heliosfer New Horizons, yang terdiri dari ilmuwan dan insinyur dari berbagai institusi, tengah mempersiapkan analisis data serta strategi transmisi dari jarak lebih dari 60 satuan astronomi (AU) ke Bumi.
New Horizons mengikuti jejak wahana Voyager dalam menjelajahi batas heliosfer. Menurut ilmuwan proyek Pontus Brandt dari Johns Hopkins University APL, data dari peristiwa ini akan menjadi harta karun bagi fisikawan luar angkasa di seluruh dunia.
Tingkat tabrakan debu yang terdeteksi juga mengindikasikan Sabuk Kuiper mungkin jauh lebih luas dari yang dibayangkan sebelumnya. Hal ini membuka peluang bagi eksplorasi lebih lanjut di wilayah yang belum terpetakan.
Sebagai wahana pertama yang menjelajahi Pluto dan KBO Arrokoth dari dekat, New Horizons akan menjadi sorotan dalam peringatan 10 tahun Pluto Flyby Science Meeting pada Juli ini di APL. Acara ini akan membahas temuan dari New Horizons serta hasil pengamatan dari Teleskop Hubble, James Webb, dan teleskop berbasis Bumi.
"Kami sedang mengumpulkan semua hal yang telah dipelajari sejak flyby New Horizons. Jadi, tetap pantau. Saya yakin akan ada kejutan baru!" ujar Stern.
Dengan eksplorasi yang terus berlanjut, New Horizons membuktikan masih banyak misteri di batas tata surya yang menunggu untuk diungkap. (space/Z-3)
Semua kru perempuan Blue Origin akan terbang dari West Texas Launch Site One pada Senin (14/4) pukul 9.30 wajtu setempat atau 20.30 WIB.
Pesawat luar angkasa rahasia X-37B milik Amerika Serikat telah kembali ke Bumi setelah menjalankan misi selama 434 hari di orbit.
Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (U.S. Space Force) merilis foto langka Bumi yang diabadikan dari pesawat luar angkasa rahasia X-37B.
Tim ilmuwan di Caltech berhasil membuat terobosan dalam pengembangan layar cahaya (lightsails), yang dapat mengirimkan pesawat ruang angkasa kecil ke sistem bintang yang jauh.
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa misi Polaris Dawn yang dilaksanakan oleh SpaceX menghadapi tantangan besar sebelum melaksanakan spacewalk komersial pertama dalam sejarah.
Sejak ditemukan pada 1930, Pluto dianggap sebagai planet kesembilan di tata surya. Namun, orbitnya yang unik dan penemuan Eris pada 2005 memicu kontroversi.
Pada 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mendefinisikan planet dan memutuskan untuk menurunkan status Pluto menjadi planet kerdil.
Para ilmuwan menduga bahwa hidrogen peroksida yang tertangkap teleskop NASA mungkin berasal dari radiasi yang mengenai molekul air di permukaan Charon di Pluto.
Para peneliti di Caltech telah menemukan bukti baru mengenai keberadaan planet kesembilan yang mengikuti orbit yang aneh dan sangat memanjang di bagian luar tata surya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved