Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Ambisi Menjelajah Pluto, Akankah Persephone Benar-Benar Diluncurkan?

Haliza Tiara Lintang
27/8/2025 08:46
Ambisi Menjelajah Pluto, Akankah Persephone Benar-Benar Diluncurkan?
Permukaan Pluto dari dekat.(NASA/Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins/Institut Penelitian Southwest)

RENCANA misi bernama “Persephone” diperkirakan mampu menjelajahi Pluto dan bulan-bulannya selama 50 tahun. Namun, hal ini hanya bisa terwujud jika mendapat pendanaan dan persetujuan.

Pada 2015, wahana antariksa New Horizons milik NASA berhasil terbang melewati Pluto dan menemukan bahwa planet kerdil itu ternyata memiliki permukaan es, lapisan kabut, serta tanda-tanda aktivitas geologis yang kompleks.

Penemuan ini mengindikasikan kemungkinan adanya lautan di bawah permukaan Pluto. Fakta tersebut mendorong ilmuwan terus meneliti misteri Pluto, bahkan 10 tahun setelah misi terbang lintas itu.

“Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab,” ujar Carly Howett, ilmuwan planet Universitas Oxford dan anggota tim New Horizons, di konferensi Progress in Understanding the Pluto Mission: 10 Years after Flyby di Laurel, Maryland. Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, Howett dan rekan-rekannya merancang misi lanjutan dengan harapan akhirnya dapat memecahkan beberapa misteri Pluto.

Misi semacam ini dirancang untuk mengeksplorasi wilayah terluar tata surya dan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk dilaksanakan. Meski begitu, rencana tersebut masih belum mendapat persetujuan resmi. 

Menurut Howett dalam sebuah studi tahun 2021 di Planetary Science Journal yang membahas konsep ini, “Misi ini dapat beroperasi selama lebih dari 50 tahun, menantang rekayasa, operasi misi, dan analisis data dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.”

Dalam mitologi Romawi, Pluto dikenal sebagai dewa dan penguasa orang mati. 

Untuk misi yang dirancang kembali menuju planet kerdil tersebut, Howett dan timnya memilih nama Persephone, yang terinspirasi dari sosok istri Pluto sekaligus “ratu dunia bawah” dalam mitologi Yunani. 

Pemilihan nama ini dianggap tepat karena Pluto sendiri dinamai berdasarkan dewa dunia bawah tanah Romawi, dan selain itu juga mencerminkan keberagaman dalam tim mereka, di mana banyak perempuan menduduki posisi kepemimpinan.

Misi Persephone dirancang untuk meneliti bentuk Pluto guna mencari tanda-tanda tonjolan fosil, semacam “benjolan” yang terbentuk ketika gravitasi menarik massa planet dan bisa membeku jika lapisan dalamnya cair.

Tonjolan semacam ini tidak ditemukan oleh wahana New Horizons, tetapi Persephone akan membawa instrumen yang lebih canggih untuk melakukan pemeriksaan detail.

Selain itu, misi ini juga akan mempelajari komposisi Pluto dan Charon dengan mengukur gravitasi dan topografinya, mirip dengan cara peneliti mempelajari bulan Saturnus, Enceladus. Dari data itu, para ilmuwan bahkan bisa memperkirakan ketebalan lapisan es yang ada di bawah permukaan.

Meski begitu, jangan berharap misi Persephone segera diluncurkan, karena kebutuhan dayanya yang besar saja bisa membuatnya sulit masuk dalam rencana resmi.

Usulan dari Howett ini hanyalah salah satu dari beberapa proposal yang diajukan untuk memberi masukan pada survei dekade NASA, yang menentukan prioritas serta kelayakan misi luar angkasa di masa depan.  (Live Science/Z-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya