Selasa 21 Maret 2023, 12:00 WIB

Peristiwa di Langit Makin Sulit Diamati Akibat Polusi Cahaya yang Kian Masif

Adiyanto | Weekend
Peristiwa di Langit Makin Sulit Diamati Akibat Polusi Cahaya yang Kian Masif

Joe Raedle/Getty Images/AFP
Warga menyaksikan peluncuran roket Space X di Cape Canaveral, Florida. bulan lalu.

 

Para astronom, Senin (20/3), memperingatkan bahwa polusi cahaya yang diciptakan akibat melonjaknya jumlah satelit yang mengorbit Bumi menimbulkan ancaman global yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap alam.

Menurut mereka jumlah satelit di orbit rendah Bumi meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2019, ketika perusahaan AS SpaceX meluncurkan "mega-rasi bintang" pertama, yang terdiri dari ribuan satelit.

Armada konstelasi internet baru direncanakan segera diluncurkan dan akan menambahkan ribuan satelit lagi ke area yang sudah padat kurang dari 2.000 kilometer (1.250 mil) di atas Bumi.

Para astronom mengingatkan setiap satelit baru meningkatkan risiko menabrak objek lain yang mengorbit Bumi, sehingga menciptakan lebih banyak lagi puing antariksa.

Hal ini dapat menciptakan reaksi berantai di mana tabrakan beruntun menciptakan fragmen puing yang semakin kecil, semakin menambah awan "sampah luar angkasa" yang memantulkan cahaya kembali ke Bumi.

Dalam serangkaian makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy, para astronom memperingatkan bahwa polusi cahaya yang meningkat ini mengancam masa depan profesi mereka.

Dalam satu makalah, para peneliti mengatakan  untuk pertama kalinya mereka telah mengukur seberapa besar langit malam yang lebih cerah akan memengaruhi pekerjaan sebuah observatorium besar, baik secara finansial maupun ilmiah.

Pemodelan menunjukkan bahwa untuk Observatorium Vera Rubin, sebuah teleskop raksasa yang saat ini sedang dibangun di Cile, bagian paling gelap dari langit malam akan menjadi 7,5% lebih terang selama dekade berikutnya.

“Itu akan mengurangi jumlah bintang yang dapat dilihat oleh observatorium sekitar 7,5%,” kata rekan penulis studi John Barentine kepada AFP.

“Itu akan menambah hampir satu tahun untuk survei observatorium dan menelan biaya sekitar US$21,8 juta,” kata Barentine dari Dark Sky Consulting, sebuah perusahaan yang berbasis di negara bagian Arizona, AS.

Dia menambahkan bahwa ada biaya lain dari langit yang lebih cerah yang tidak mungkin terbayarkan, yakni peristiwa langit yang tidak akan pernah bisa diamati oleh umat manusia. “Dan peningkatan polusi cahaya bisa jadi lebih buruk dari yang diperkirakan,” tegasnya.

Sekelompok astronom dari Spanyol, Portugal, dan Italia menyerukan para ilmuwan untuk menghentikan polusi cahaya ini. "Hilangnya aspek alami dari langit malam yang murni untuk seluruh dunia, merupakan ancaman global yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap warisan alam dan budaya," kata mereka (AFP/M-3)

Baca Juga

MI/ Fathurrozak

Menikmati Libur Panjang di Kisah Kopi Volume 3 Mal Lippo Kemang

👤Fathurrozak 🕔Jumat 02 Juni 2023, 16:25 WIB
Lebih dari 40 tenan meramaikan gelaran Kisah Kopi Volume 3 di mal Lippo Kemang, Jakarta...
AFP Manhattan DA Office

New York, jadi Pusat Perdagangan Benda Seni Ilegal

👤Adiyanto 🕔Jumat 02 Juni 2023, 10:01 WIB
Benda-benda yang disita itu antara lain, patung gajah batu kapur dari Timur Tengah kuno hingga sebuah patung abad ketujuh dari...
Ben Stansall / AFP

London Design Biennale Mendorong Kolaborasi para Desainer

👤Adiyanto 🕔Jumat 02 Juni 2023, 07:00 WIB
Sejumlah karya dari lebih dari 40 peserta akan dipajang di Somerset House, London, hingga 25...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya