Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Temuan baru dari University of Georgia menunjukkan, sedikit stres sebenarnya bisa sangat bermanfaat bagi tubuh dan otak. Stres pada tingkat ringan dapat mendorong seseorang keluar dari zona nyaman yang baik untuk meningkatkan kerja otak.
Tim peneliti mengatakan tingkat stres yang rendah hingga sedang dapat meningkatkan kemampuan otak dalam merekam memori kerja. Memori kerja mengacu pada informasi jangka pendek yang digunakan orang untuk menyelesaikan tugas sehari-hari.
Contohnya termasuk mengingat nomor telepon seseorang, atau mengingat arah saat mengemudi. Tidak mengherankan, penulis penelitian menekankan bahwa manfaat ini terbatas pada stres sedang. Karena begitu tingkat stres mencapai tingkat tinggi, kondisi itu dapat merusak kesehatan seseorang.
“Hasil buruk dari stres cukup jelas dan bukan hal baru,” kata penulis studi utama Assaf Oshri, profesor asosiasi di Sekolah Tinggi Ilmu Keluarga dan Konsumen, seperti dikutip dari situs Study Finds, Rabu (23/11).
Terus-menerus merasa sangat stres dapat mengubah struktur otak seseorang. Saat seseorang sangat stres secara teratur, itu menyebabkan berkurangnya kemampuan otak yang berperan melakukan pengendalian otot, pengambilan keputusan, pengendalian diri, pengaturan emosi, dan banyak lagi. Stres kronis juga terkait dengan peningkatan kerentanan terhadap berbagai penyakit mulai dari mual dan migrain hingga hipertensi dan penyakit jantung.
“Tapi ada sedikit informasi tentang efek stres yang lebih terbatas. Temuan kami menunjukkan bahwa tingkat stres yang dirasakan rendah hingga sedang dikaitkan dengan peningkatan aktivitas saraf memori kerja, menghasilkan kinerja mental yang lebih baik," kata Oshri.
Pada studi terbaru ini, tim menganalisis rangkaian pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) terhadap lebih dari 1.000 orang dari berbagai latar belakang ras dan etnis. Peserta penelitian diberi pertanyaan tentang seberapa sering mereka mengalami pikiran atau perasaan tertentu.
Misalnya, seberapa sering ia merasa kesal dalam waktu satu bulan, seberapa puas ia pada berbagai hal dalam hidupnya, dan bagaimana lingkar pertemanan di hidupnya berperan dalam aktivitas sosialnya.
Jejaring sosial peserta juga dianalisis melalui sejumlah ukuran berbeda. Contohnya bagaimana perasaan mereka tentang kemampuan mereka sendiri untuk menangani kejadian tak terduga, seberapa puas mereka terhadap hidupnya, dan ketersediaan dukungan berbasis teman di seluruh jaringan sosial mereka.
Khususnya, orang yang melaporkan dukungan sosial tingkat tinggi dari teman dan keluarga lebih mampu mengatasi tingkat stres rendah hingga sedang dengan cara yang sehat.
“Bagi sebagian orang, menghadapi kesulitan adalah hal yang baik. Tapi bagi yang lain, mungkin tidak," tutur Oshri.
(M-4)
Musik dapat berpengaruh positif terhadap stimulasi area kognitif anak, termasuk untuk pemrosesan bahasa dan suara, stimulasi ada pemikiran dan perhatian, dan koordinasi motorik.
Musik berpengaruh positif terhadap stimulasi area kognitif anak, termasuk untuk pemrosesan bahasa dan suara, stimulasi yang berfokus pada pemikiran dan perhatian, dan koordinasi motorik.
Ilmuwan menjelaskan bagaimana neuron menyimpan kenangan secara tersebar, mengapa kita tidak mengingat semua detail, dan bagaimana memori berevolusi.
Peneliti Johns Hopkins menemukan lebih dari 200 jenis protein di temukan di otak tikus tua yang mengalami penurunan kognitif.
Saat ini terdapat 160 kasus Multiple Sclerosis di Indonesia pada 2020, sementara prevalensi MS di Indonesia diperkirakan antara 1-5 penyintas per 100.000 penduduk.
Penelitian baru menemukan bukti kuat bahwa otak manusia dewasa masih bisa menumbuhkan sel saraf baru di hipokampus.
OTAK merupakan organ tubuh inti dari manusia yang harus dijaga kesehatannya. Menjaga kesehatan otak dapat melalui makanan-makanan tertentu yang dapat kita konsumsi.
Dr. Arjun Masurkar, seorang ahli saraf kognitif dan spesialis demensia di NYU Langone Health, berbagi dengan kita empat cara utama untuk menjaga pikiran yang sehat seiring bertambahnya usia.
Melukis melibatkan koordinasi antara mata, tangan, dan otak sehingga membantu menjaga dan meningkatkan fungsi kognitif lansia seperti memori dan konsentrasi.
Mengonsumsi suplemen magnesium dapat membantu mengatur banyak proses penting tubuh sekaligus membantu mengatasi kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan demensia.
Preschool memberikan kesempatan bagi si Kecil untuk belajar berinteraksi dengan teman sebaya dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting.
Berdasarkan penelitian University of Rochester Horizons dan Greater Good Science Center, paparan membaca sejak dini berperan penting dalam perkembangan kognitif dan emosional anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved