Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Studi: Pelatihan Musik Tidak Tingkatkan Pemrosesan Suara di Otak

Haliza Tiara Lintang
16/8/2025 12:52
Studi: Pelatihan Musik Tidak Tingkatkan Pemrosesan Suara di Otak
Ilustrasi(freepik)

SELAMA beberapa dekade, para orang tua, guru, dan ilmuwan meyakini bahwa mempelajari alat musik dapat meningkatkan kemampuan otak dalam memproses bunyi. Yakni dengan cara melatih tangga nada, seseorang tidak hanya menciptakan musik, tetapi juga melatih pendengaran agar lebih jernih dan cepat, bahkan di lingkungan yang bising. Keyakinan ini mendorong munculnya berbagai program sekolah, perkemahan musik, dan banyak diskusi tentang manfaat musik bagi otak.

Baru-baru ini, sebuah penelitian besar dari Universitas Michigan dan mitra lainnya meneliti teori ini lebih mendalam. Hasilnya mungkin mengejutkan bagi para pendukung lama les musik sebagai cara meningkatkan kemampuan otak. Para peneliti tidak menemukan bukti bahwa latihan musik meningkatkan pemrosesan suara di tahap awal otak. 

Tidak ada peningkatan dari pelatihan musik

Tim peneliti ini menerapkan metode yang telah didaftarkan sebelumnya, menggunakan sampel besar lebih dari 260 partisipan, dan mereplikasi eksperimen sebelumnya dengan ketat. Mereka menguji dua klaim populer bahwa musisi lebih baik memproses ucapan di latar belakang bising dan bahwa musisi lebih akurat melacak perubahan nada dalam ucapan.

Hasilnya menunjukkan bahwa kedua klaim tersebut tidak terbukti, bahkan setelah mempertimbangkan lamanya pelatihan atau usia saat pelatihan dimulai. 

“Dengan menggunakan ukuran sampel yang empat kali lebih besar dari penelitian awal, kami tidak menemukan hubungan antara pelatihan musik dan pemrosesan suara pada tahap awal sistem pendengaran," ujar Kelly Whiteford, penulis utama penelitian tersebut.

Meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa musisi tampak memiliki respons yang lebih kuat dalam melacak frekuensi suara. Studi terbaru yang menggunakan metode Electroencephalography (EEG) dengan jumlah sampel besar mengungkap bahwa musisi tidak menunjukkan keunggulan dalam mengodekan frekuensi atau mengikuti nada, baik di lingkungan bising maupun tenang. Sementara, usia memang memengaruhi kemampuan ini, pelatihan musik tidak mampu memperlambat penurunan tersebut. 

Penelitian ini menyoroti pertanyaan apakah keunggulan beberapa musisi berasal dari latihan atau kemampuan bawaan. Sampai terjawab, penulis menyarankan hati-hati menilai musik sebagai alat peningkat otak.Musik tetap memiliki nilai budaya dan sosial yang tinggi, tetapi dampaknya terhadap pemrosesan awal suara di otak ternyata tidak sebesar yang selama ini dipercaya. (earth/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya