Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Menonton video tentang cara memasak, makan lebih sedikit, dan memilih makanan yang lebih sehat, dapat membantu anak-anak obesitas menurunkan berat badan, mengurangi risiko diabetes, dan menjadi lebih bahagia, menurut sebuah penelitian.
Dokter di balik temuan ini percaya bahwa video emacam itu dapat membantu dalam mengobati obesitas pada masa kanak-kanak karena mereka menunjukkan bahwa perawatan kesehatan online bisa sama efektifnya dengan janji tatap muka.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Felix Reschke, dari rumah sakit anak-anak di Hanover, Jerman, mempelajari 108 anak-anak yang mengikuti program penurunan berat badan berbasis video saat negara itu berada dalam penguncian kedua covid-19 pada akhir 2020.
Percobaan tersebut mendorong banyak peserta makan lebih banyak buah dan sayuran dan jauh lebih sedikit makanan manis seperti permen, makanan ringan dan minuman ringan. Selain itu, mereka mengurangi jumlah makanan yang mereka makan setiap hari, meskipun mereka rata-rata masih makan 4,1 kali sehari, sebagai hasil dari “pendidikan terstruktur berbasis video”.
Peserta studi itu berkisar antara delapan hingga 17 tahun dan usia rata-rata mereka adalah 12 tahun.
Semua sudah terdaftar dalam program hidup sehat rawat jalan KiCK untuk anak di bawah 18 tahun yang kelebihan berat badan atau obesitas. Akibat covid, kegiatan ini dilakukan secara online.
Ini juga termasuk seminar dan lokakarya pendidikan, serta sesi memasak online dan diskusi tentang mata pelajaran yang sulit seperti "emotional eating" dan konsekuensi kesehatan dari obesitas, yang dapat mencakup diabetes dan risiko jantung, pernapasan, dan masalah sendi.
“Pengobatan obesitas anak yang berhasil adalah pekerjaan yang menantang, tetapi kami telah menunjukkan bahwa remaja dengan obesitas dapat dibantu melalui pelatihan berbasis video. Peserta menunjukkan peningkatan dalam pilihan makanan mereka, mengontrol nafsu makan, dan ukuran porsi, yang tercermin dalam ukuran kesehatan metabolisme dan kualitas hidup mereka yang lebih baik," kata Reschke, seperti dikutip dari situs The Guardian, Kamis (15/9). (M-4)
Samoa, Nauru, dan Tonga masuk dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Simak data terbaru dari WHO.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia dari Kementerian Kesehatan, prevalensi obesitas nasional 2023 pada penduduk umur di atas 18 tahun, mengalami peningkatan.
Poin yang membedakan Lighthouse Advanced dari klinik lain adalah pendekatannya yang menyeluruh dan berkelanjutan melalui Companion Program.
OBESITAS pada anak merupakan kondisi yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya. Asupan Protein hewani bisa menjadi cara untuk mengatasi obesitas pada anak.
Protein hewani bukan sekadar pelengkap—bagi anak, ia adalah fondasi utama untuk tumbuh sehat dan terhindar dari obesitas.
KETUA Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa saat ini orangtua harus meningkatkan pemahaman pentingnya penanganan obesitas pada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved